Suara denyitan sepatu bercampur dengan
Suara pantulan bola terdengar di dalam lapangan indoor basket di salah satu
sekolah SMA yang terkemuka di Seoul. Terdengar seseorang wanita dengan rambut
dikuncir kuda sedang berteriak dari pinggir lapangan. Dengan membentuk tangan
segitiga sambil meniupkan peluit, dalam sekejap saja para pemain berhenti
bermain, kemudian mereka berkumpul dan menghampirinya.
“Latihan
kali ini kita sudahi. Permainan kalian semua sangat bagus.” Ujarnya sambil
tersenyum memandang para pemain satu – persatu. “Pertandingan final besok lusa
pasti dapat kita menangkan dan kita bisa membawa trophy kemenangan itu.”
Lanjutnya dengan penuh optimis.
“Ne
pelatih. Kita pasti bisa memenangkannya. Kita percaya itu. Iya khan teman –
teman?” Kata salah seorang pemain dengan meyakinkan yang lain.
“Iyah,
kita pasti bisa menang.” Ucap yang lain bersamaan.
“Semangat
yang seperti itu yang harus selalu kalian tunjukkan. Nah, sebagai penambah
semangat…..” Sang Pelatih tidak melanjutkan kata – katanya. Dia berbalik dan
mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Pelatih itu memberikan sebuah burung
kertas kepada tiap – tiap pemainnya.
“Wah
pelatih, lagi – lagi burung kertas. Tiap kami selesai latihan pelath tak pernah
bosan memberikan kami burung kertas.” Kata salah seorang pemain yang masih
menatap burung kertas di tangannya.
“Hehehe..
itu sebagai penyemangat kalian. Sebagai sebuah harapan saja akan kemenangan
nanti. Mungkin harapan itu bisa menjadi keajaiban bagi kita nantinya. Yang aku
inginkan dari kalian hanyalah semangat itu, tak perduli bagaimanapun hasilnya
nanti namun yang terpenting semangat dan kerja keras kalian tidak akan pernah
sia – sia. Teruslah berharap dan berharap agar keajaiban berpihak kepada kita.”
“Kalau
masalah itu pelatih tenang saja, kami akan terus bersemangat. Melihat
kemenangan yang sudah di depan mata kami tidak akan menyerah sampai akhir.”
“Baguslah,
pelatih suka dengan semangat kalian semua. Pelatih percaya kita pasti bisa
menang. Sekarang latihan telah usai. Besok kalian libur untuk menyimpan stamina
kalian. Latihan hari ini dibubarkan.”
Semua
pemain membubarkan dirinya masing – masing. Mereka meninggalkan lapangan indoor
dan pergi berlalu dengan wajah yang bersemangat. Ruangan indoorpun kini
terlihat begitu lengang. Hanya sosok sang pelatih yang masih menatap lapangan
indoor dengan tatapan yang sulit dipahami. Kemudian dia kembali ke tempat
duduknya, menatap sekilas sesuatu yang menyembul di dalam tasnya.
‘Sudah
5 tahun berlalu sejak kejadian itu. Aku tak akan mungkin melupakannya.’ Ujarnya
sambil tersenyum menatap sebuah burung kertas yang sudah lecet itu. Dia
mengambilnya dan melepaskan semua lipatan – lipatan itu hingga membentuk kertas
persegi.
‘Pernahkah kau mendengar mitos burung kertas
dari jepang? Jika kau membuat 1000 burung kertas maka do’a dan impianmu akan
terkabul. Setiap satu burung kertas tercipta, maka berharaplah dan terus
berharap. Dan saat berjumlah 1000 burung kertas, maka ia akan memberimu
kebahagiaan.’
Dia..
tak akan pernah bisa melupakan perkataan itu.. sebuah kata – kata magic dari
seseorang yang dulu mampu merubah jalan pikiran dan hidupnya.
Dirabanya kertas itu perlahan, ada sebuah
coretan tangan yang tulisannya sudah mulai memudar , ditambah lagi dengan
tulisannya kurang mampu dipahami untuk dibaca. Namun dia paham, dia paham arti
dalam tulisan itu….. dia paham sekali….
aigoo bingung mau komen apa -3-
BalasHapusprolognya bagus chingu :D
lanjut~