Minggu, 27 November 2011

,

[Fan Fiction] "PAPER BIRDS" (Prolog)


Suara denyitan sepatu bercampur dengan Suara pantulan bola terdengar di dalam lapangan indoor basket di salah satu sekolah SMA yang terkemuka di Seoul. Terdengar seseorang wanita dengan rambut dikuncir kuda sedang berteriak dari pinggir lapangan. Dengan membentuk tangan segitiga sambil meniupkan peluit, dalam sekejap saja para pemain berhenti bermain, kemudian mereka berkumpul dan menghampirinya.
                “Latihan kali ini kita sudahi. Permainan kalian semua sangat bagus.” Ujarnya sambil tersenyum memandang para pemain satu – persatu. “Pertandingan final besok lusa pasti dapat kita menangkan dan kita bisa membawa trophy kemenangan itu.” Lanjutnya dengan penuh optimis.
                “Ne pelatih. Kita pasti bisa memenangkannya. Kita percaya itu. Iya khan teman – teman?” Kata salah seorang pemain dengan meyakinkan yang lain.
                “Iyah, kita pasti bisa menang.” Ucap yang lain bersamaan.
                “Semangat yang seperti itu yang harus selalu kalian tunjukkan. Nah, sebagai penambah semangat…..” Sang Pelatih tidak melanjutkan kata – katanya. Dia berbalik dan mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Pelatih itu memberikan sebuah burung kertas kepada tiap – tiap pemainnya.
                “Wah pelatih, lagi – lagi burung kertas. Tiap kami selesai latihan pelath tak pernah bosan memberikan kami burung kertas.” Kata salah seorang pemain yang masih menatap burung kertas di tangannya.
                “Hehehe.. itu sebagai penyemangat kalian. Sebagai sebuah harapan saja akan kemenangan nanti. Mungkin harapan itu bisa menjadi keajaiban bagi kita nantinya. Yang aku inginkan dari kalian hanyalah semangat itu, tak perduli bagaimanapun hasilnya nanti namun yang terpenting semangat dan kerja keras kalian tidak akan pernah sia – sia. Teruslah berharap dan berharap agar keajaiban berpihak kepada kita.”
                “Kalau masalah itu pelatih tenang saja, kami akan terus bersemangat. Melihat kemenangan yang sudah di depan mata kami tidak akan menyerah sampai akhir.”
                “Baguslah, pelatih suka dengan semangat kalian semua. Pelatih percaya kita pasti bisa menang. Sekarang latihan telah usai. Besok kalian libur untuk menyimpan stamina kalian. Latihan hari ini dibubarkan.”
                Semua pemain membubarkan dirinya masing – masing. Mereka meninggalkan lapangan indoor dan pergi berlalu dengan wajah yang bersemangat. Ruangan indoorpun kini terlihat begitu lengang. Hanya sosok sang pelatih yang masih menatap lapangan indoor dengan tatapan yang sulit dipahami. Kemudian dia kembali ke tempat duduknya, menatap sekilas sesuatu yang menyembul di dalam tasnya.
                ‘Sudah 5 tahun berlalu sejak kejadian itu. Aku tak akan mungkin melupakannya.’ Ujarnya sambil tersenyum menatap sebuah burung kertas yang sudah lecet itu. Dia mengambilnya dan melepaskan semua lipatan – lipatan itu hingga membentuk kertas persegi.

                ‘Pernahkah kau mendengar mitos burung kertas dari jepang? Jika kau membuat 1000 burung kertas maka do’a dan impianmu akan terkabul. Setiap satu burung kertas tercipta, maka berharaplah dan terus berharap. Dan saat berjumlah 1000 burung kertas, maka ia akan memberimu kebahagiaan.’

                Dia.. tak akan pernah bisa melupakan perkataan itu.. sebuah kata – kata magic dari seseorang yang dulu mampu merubah jalan pikiran dan hidupnya.
 Dirabanya kertas itu perlahan, ada sebuah coretan tangan yang tulisannya sudah mulai memudar , ditambah lagi dengan tulisannya kurang mampu dipahami untuk dibaca. Namun dia paham, dia paham arti dalam tulisan itu….. dia paham sekali….

1 komentar: