Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Ehem, sepertinya sudah lama yah ini blog ditinggalkan oleh pemiliknya? wkwk. Maaf sudah membuatmu terbengakalai blog-ku tercintah~ /elus-elus/ Oke kali ini aku mau cerita tentang pengalaman singkat kerja pertamaku. Tulisan ini hanyalah curhatan penulisnya, tolong abaikan atau lewati jika anda merasa tulisan ini tidak penting bagi anda :) Terima kasih.
Ehem, sepertinya sudah lama yah ini blog ditinggalkan oleh pemiliknya? wkwk. Maaf sudah membuatmu terbengakalai blog-ku tercintah~ /elus-elus/ Oke kali ini aku mau cerita tentang pengalaman singkat kerja pertamaku. Tulisan ini hanyalah curhatan penulisnya, tolong abaikan atau lewati jika anda merasa tulisan ini tidak penting bagi anda :) Terima kasih.
Sekitar awal bulan Februari kemarin tepatnya tanggal 07 Februari 2015 aku mendapatkan panggilan telepon dari nomor yang tidak aku kenal. Begitu aku angkat ternyata itu berasal dari sebuah kantor penerbitan buku anak-anak dimana dulu aku pernah menyerahkan CV-ku saat jobfair Sidoarjo bulan November tahun kemaren. Saking lupanya karena sebenarnya aku sudah nggak berharap banyak lagi dari jobfair itu aku sampai lupa perusahaan mana saja yang aku masukkan CV-nya. Begitu mendapatkan panggilan interview di hari senin tepatnya tanggal 09 Februari 2015 dari *aku sensor nama perusahaan* aku bimbang, karena pada saat itu aku sedang berada di rumah Pamekasan karena ada acara tahlilan 100 hari alm. ayahku. Rencananya selepas acara itu aku ingin stay di Pamekasan sedikit lebih lama lagi. namun niat itu urung aku lakukan mengingat ini adalah kesempatanku dan aku tak boleh menyia-nyiakan sedikitpun kesempatan yang ada.
Jadilah hari minggunya aku kembali bersama tante ke Surabaya demi memenuhi panggilan interview tersebut /huhuhu :(/ Rasanya berat sekali meninggalkan rumah, padahal masih sebentar banget aku di rumah tapi demi keluarga di rumah aku melakukannya.
Singkat cerita, tepatnya tanggal 09 Februari 2015 ditemani Devy dan Firman yang mana keduanya adalah adik sepupuku pergi menemaniku pergi ke tempat panggilan interview yang menurut info dari penelpon sih beralamat di *sensor* no. 7 daerah Ngagel. Karena tempatnya cukup jauh dari perak kami bertiga naik mobil tante kesana. Dengan mengandalkan alamat yang diberikan dan juga google maps kamipun pergi sesuai dengan peta yang ditujukan google maps.
Jujur aja, hampir sejam kami keliling-keliling mencari lokasi perusahaan namun tidak berhasil. Bahkan google maps pun sampai salah memberikan kami informasi. Kami juga sampai bertanya kesana-kemari untuk mencari lokasinya namun belum ketemu juga. Saat itu pikiran jelek sudah muncul dipikiranku, 'sudah nyerah aja wes kalau gak ketemu.' namun berkat informasi dari salah satu penjaga di kompleks perumahan kami akhirnya menemukan lokasinya. Ternyata aku salah menuliskan alamat perusahaannya :p hahaha.
Kesan pertamaku begitu melihat lokasi perusahaan yang sebentar lagi aku masuki adalah.... kayak bukan perusahaan saja, soalnya kantornya aja kayak rumah biasa. Aku yang awalnya ragu akhirnya masuk juga, sedangkan Devy sama Firman menunggu didalam mobil. Saat masuk aku disambut dengan dua orang costumer service. Aku mengatakan maksud dan tujuanku, dan mereka menyuruhku untuk duduk dan menunggu sementara mereka akan memanggilkan orang yang akan mewawancaraiku, Sembari menunggu, salah satu CS disana menyodorkan buku tamu untukku dan saat aku menuliskan namaku di buku tamu itu sudah kudapati kira-kira sekitar sepuluh nama yang tertulis diatasku dengan tujuan yang sama, 'wouw, mereka datang pagi sekali.' ucapku takjub. Itu berarti aku sendiri yang datang terlambat. hehe. Setelah beberapa menit menunggu, salah satu CS menyuruhku untuk masuk ke sebuah ruangan. Di ruangan tersebut ada dua kursi yang saling berhadapan dan dibatasi oleh meja yang diatasnya ada beberapa buku pelajaran anak-anak. Aku menunggu disana sambil celingukan merhatiin ruangannya.
Tak berapa lama sosok wanita yang akan mewawancaraiku datang, dia tersenyum padaku dan akupun tentu membalas senyumannya. Beliaupun memulai wawancara dengan melihat CV-ku yang dia pegang. Menanyakan apakah aku sudah pernah bekerja sebelumnya? Dimana aku kuliah? Dimana aku tinggal dan sebagainya. Lalu dia mulai membahas mengenai perusahaan, dan berhubung aku S1 aku ditempatkan di salah satu divisi yaitu bagian pa**knya. Aku mulai mendengarkan dengan seksama penjelasannya sehingga aku tak ingin sedikitpun terlewat. Beliau juga menjelaskan bahwa ada masa percobaan selama dua bulan dengan gaji pokok sebesar Rp 500.000,- sebulan dan transport Rp 15.000,- sehari. Setelah wawancara selesai, beliau memintaku untuk datang lagi besok.
Begitu selesai wawancara aku langsung mendiskusikannya dengan kedua sepupuku, meminta pendapat. Aku mulai ragu untuk melanjutkan begitu mengetahui bahwa gajinya hanya lima ratus ribu rupiah, bukannya aku pemilih tapi rasanya itu terlalu sedikit jika dibandingkan dengan pegawai kasir yang bekerja di mini market. Lalu Firman mengusulkan untuk mendiskusikannya dengan Tante Kut, aku menelponnya dan meminta saran kepada beliau dan mendapati jawaban bahwa aku disuruh coba dulu sebagai pengalaman kerja untuk yang pertama kalinya walaupun aku akui bahwasanya jarak lokasi kantor dari perak lumayan jauh. Akhirnya keputusan sudah aku buat, aku memutuskan untuk datang lagi keesokan harinya untuk mengikuti training.
Cerita langsung dilompat pada saat aku sudah resmi menjalani masa percobaanku, tepatnya tanggal 12 Februari 2015. Siang harinya setelah jam istirahat usai aku ditempatkan di kelas untuk mengikuti pengarahan dari tutorku. Di dalam ruangan ada dua pegawai wanita, wanita yang berambut panjang dengan pipi agak chubby dan wajahnya mengingatkanku pada tetanggaku itu bernama Mbak I*a, dia adalah atasan dibagian aku bekerja sekaligus tutorku. Lalu satunya lagi ada Mbak I*a yang memiliki tahi lalat di dahinya dan memiliki tubuh yang lumayan besar. Aku berkenalan dengan mereka berdua dengan sopan. Mbak I*a selaku tutorku menjelaskan padaku mengenai beberapa tentang produk yang nantinya akan aku jual. Ouh iya, mungkin aku lupa menjelaskan apa jenis pekerjaan pertamaku.
Disini aku bekerja sebagai 'Telemarketing' yang tugasnya tak ada bedanya dengan sales namun yang membedakannya cara kita menjualnya. Disini Telemarketing menawarkan barang melalui telepon. Jadi tugasku sebagai pegawai yang masih dalam masa percobaan hanya memvalidasi nama-nama perusahaan beserta nomer teleponnya di yellow pages, kemudian aku disuruh untuk menelpon perusahaan-perusahaan yang sudah aku validasi dan disuruh untuk meminta nama dari bagian p*j*k beserta nomer fax perusahaan untuk dikirimkan brosur dari produk perusahaan kami. Namun jika kita sudah bisa langsung disambungkan dengan bagian pajaknya, kita disuruh untuk presentasi produk.
Selama menjalani pekerjaan ini jujur saja mentalku naik turun, sempat down juga karena pernah dibentak sama orang melalui telepon dan itu sudah sukses bikin aku keder -__- Kalau boleh jujur aku ini tipe orang yang nggak terlalu baik dalam komunikasi, maka gak perlu heran kalau waktu presentasi produk di telepon aku suka gelagapan sendiri, padahal aku tau apa yang harus aku jawab. Namun karena otakku sudah nge-blank apa yang harusnya aku jawab pada akhirnya tidak terjawab. Dan dengan sangat mudahnya para calon konsumen langsung menolak apa yang aku tawarkan.
Pekerjaan seperti ini melelahkan, aku bahkan harus menelpon lebih dari tiga puluh nomer telepon setiap harinya. Aku berusaha buat bisa lebih baik lagi, namun apa daya penolakan terus terjadi. Walaupun ada beberapa yang bilang masih dipertimbangkan sih, tapi itu hasilnya pasti fifty fifty :| Seminggu sudah aku menjalani pekerjaan ini dan aku merasa mulai jenuh, niatku yang awalnya membara terhadap pekerjaan ini entah kenapa sedikit demi sedikit mulai redup. Apalagi saat tutorku tidak ada di tempat karena harus mengurus seminar pajak di hotel aku mulai malas-malasan menelpon. Aku kehilangan semangatku. Terkadang aku suka curi-curi waktu untuk tidak menelpon dan sebagainya.
Jujur saja, aku merasa bersalah. Tapi mau bagaimana lagi? Aku harus bertahan. Aku pernah mengutarakan niatku kepada tante untuk sambil mencari-cari pekerjaan lain, namun tante menceramahiku karena aku belum apa-apa sudah menyerah. Aku tidak ada niat untuk menyerah, hanya saja aku sudah melakukannya dengan setengah hati dan tentu saja semuanya terasa tidak nyaman. Aku mulai bingung apa yang harus aku lakukan, apa aku tetap menjalani pekerjaan ini atau aku keluar sambil mencari pekerjaan lainnya.
Disaat itulah aku mulai menyerahkan semuanya pada ALLAH SWT. Selama beberapa hari aku mencoba untuk shalat istikharah, berserah padaNYA memohon petunjuk yang terbaik untukku. Namun selama lebih dari tiga hari aku masih belum bisa mengatasi perasaan bingungku. Aku terus melakukan shalat istikharahku sampai aku menemukan jawabannya. Dan pada akhirnya setelah hampir seminggu aku melakukannya, ALLAH memberikan jawabanNYA untukku melalui teman kerjaku yang namanya mas D*dik. Sungguh saat itu aku mengerti bahwa inilah yang harus aku lakukan. Aku tak ragu lagi, dan begitu aku ceritakan masalah yang sebenarnya terjadi kepada tante entah bagaimana tanteku menyetuji keputusanku. Padahal minggu kemarin beliau orang yang sangat getol ingin aku tetap disana untuk menjalani pekerjaan ini.
Keputusan yang aku ambil sungguh berat, di satu sisi aku sudah merasa tidak nyaman dengan pekerjaan yang aku lakukan sekarang dan di satu sisi lagi aku harus kehilangan teman - teman kerja yang begitu baik kepadaku. Sungguh berat, namun aku gak boleh mundur lagi. Lagipula keputusan ini sudah aku pertimbangkan dengan baik. Sebelum pergi aku juga sempat meminta kontak mereka, setidaknya walau aku sudah tidak bekerja disana lagi silaturrahmiku dengan mereka masih tetap ada dan gak boleh sampai putus. Untuk sebelas hari yang terasa lama aku jalanin namun begitu singkat saat perpisahan itu tiba aku ucapkan terima kasih. Maaf jika selama sebelas hari kerja aku selalu merepotkan, selalu bikin susah kalian karena aku yang suka lemot, maaf untuk semuanya. Terima kasih sudah menjadi bagian dari perjalanan hidupku.
And of course, I'm gonna miss you~~~
Oke, aku kira cukup sekian cerita pengalaman (singkat) kerja pertamaku, semoga kedepannya bekal yang aku dapatkan selama sebelas hari bekerja disana tidak sia-sia dan aku bisa menjadi lebih baik lagi. Amiin. Terima kasih buat blogspot yang sudah ngasih aku izin buat nulis keluh kesahku disini.
Disini aku bekerja sebagai 'Telemarketing' yang tugasnya tak ada bedanya dengan sales namun yang membedakannya cara kita menjualnya. Disini Telemarketing menawarkan barang melalui telepon. Jadi tugasku sebagai pegawai yang masih dalam masa percobaan hanya memvalidasi nama-nama perusahaan beserta nomer teleponnya di yellow pages, kemudian aku disuruh untuk menelpon perusahaan-perusahaan yang sudah aku validasi dan disuruh untuk meminta nama dari bagian p*j*k beserta nomer fax perusahaan untuk dikirimkan brosur dari produk perusahaan kami. Namun jika kita sudah bisa langsung disambungkan dengan bagian pajaknya, kita disuruh untuk presentasi produk.
Selama menjalani pekerjaan ini jujur saja mentalku naik turun, sempat down juga karena pernah dibentak sama orang melalui telepon dan itu sudah sukses bikin aku keder -__- Kalau boleh jujur aku ini tipe orang yang nggak terlalu baik dalam komunikasi, maka gak perlu heran kalau waktu presentasi produk di telepon aku suka gelagapan sendiri, padahal aku tau apa yang harus aku jawab. Namun karena otakku sudah nge-blank apa yang harusnya aku jawab pada akhirnya tidak terjawab. Dan dengan sangat mudahnya para calon konsumen langsung menolak apa yang aku tawarkan.
Pekerjaan seperti ini melelahkan, aku bahkan harus menelpon lebih dari tiga puluh nomer telepon setiap harinya. Aku berusaha buat bisa lebih baik lagi, namun apa daya penolakan terus terjadi. Walaupun ada beberapa yang bilang masih dipertimbangkan sih, tapi itu hasilnya pasti fifty fifty :| Seminggu sudah aku menjalani pekerjaan ini dan aku merasa mulai jenuh, niatku yang awalnya membara terhadap pekerjaan ini entah kenapa sedikit demi sedikit mulai redup. Apalagi saat tutorku tidak ada di tempat karena harus mengurus seminar pajak di hotel aku mulai malas-malasan menelpon. Aku kehilangan semangatku. Terkadang aku suka curi-curi waktu untuk tidak menelpon dan sebagainya.
Jujur saja, aku merasa bersalah. Tapi mau bagaimana lagi? Aku harus bertahan. Aku pernah mengutarakan niatku kepada tante untuk sambil mencari-cari pekerjaan lain, namun tante menceramahiku karena aku belum apa-apa sudah menyerah. Aku tidak ada niat untuk menyerah, hanya saja aku sudah melakukannya dengan setengah hati dan tentu saja semuanya terasa tidak nyaman. Aku mulai bingung apa yang harus aku lakukan, apa aku tetap menjalani pekerjaan ini atau aku keluar sambil mencari pekerjaan lainnya.
Disaat itulah aku mulai menyerahkan semuanya pada ALLAH SWT. Selama beberapa hari aku mencoba untuk shalat istikharah, berserah padaNYA memohon petunjuk yang terbaik untukku. Namun selama lebih dari tiga hari aku masih belum bisa mengatasi perasaan bingungku. Aku terus melakukan shalat istikharahku sampai aku menemukan jawabannya. Dan pada akhirnya setelah hampir seminggu aku melakukannya, ALLAH memberikan jawabanNYA untukku melalui teman kerjaku yang namanya mas D*dik. Sungguh saat itu aku mengerti bahwa inilah yang harus aku lakukan. Aku tak ragu lagi, dan begitu aku ceritakan masalah yang sebenarnya terjadi kepada tante entah bagaimana tanteku menyetuji keputusanku. Padahal minggu kemarin beliau orang yang sangat getol ingin aku tetap disana untuk menjalani pekerjaan ini.
Keputusan yang aku ambil sungguh berat, di satu sisi aku sudah merasa tidak nyaman dengan pekerjaan yang aku lakukan sekarang dan di satu sisi lagi aku harus kehilangan teman - teman kerja yang begitu baik kepadaku. Sungguh berat, namun aku gak boleh mundur lagi. Lagipula keputusan ini sudah aku pertimbangkan dengan baik. Sebelum pergi aku juga sempat meminta kontak mereka, setidaknya walau aku sudah tidak bekerja disana lagi silaturrahmiku dengan mereka masih tetap ada dan gak boleh sampai putus. Untuk sebelas hari yang terasa lama aku jalanin namun begitu singkat saat perpisahan itu tiba aku ucapkan terima kasih. Maaf jika selama sebelas hari kerja aku selalu merepotkan, selalu bikin susah kalian karena aku yang suka lemot, maaf untuk semuanya. Terima kasih sudah menjadi bagian dari perjalanan hidupku.
And of course, I'm gonna miss you~~~
Telepon yang selama sebelas hari ini jadi sahabatku, tiap hari aku pencet-pencet kamu sampek capek xD |
Yellow pages dan beberapa daftar hasil validasi yang selama sebelas hari ini selalu aku pantengin sampe pusing karena banyak coretannya |
Meja kerja yang penuh dengan kertas-kertas data konsumen (NB : Ini bukan meja kerjaku btw :p) |
Akhir kata,
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh :)
(NB : Untuk nama perusahaan, beserta lokasi, dan nama orang-orang yang berada dalam perusahaan tempat pertama kali aku bekerja sengaja aku samarkan untuk menjaga privasi)
semangat lagi mbak cari yang lebih baik. sama sama lagi mencari mbak.
BalasHapussalam kenal
Cerita yang menarik. Pengalaman jadi telemarketing
BalasHapuslagi deg-degan, mau masuk kerja di hari pertama, aku bisa di bilang mental lemah, ga bisa komunitasi dengan baik, pasti hari pertama kerja kaya bocah dongo ga punya temen😭
BalasHapus