Finallllyyyy~ udah episode terakhir ajah xD
Hahaha~
Padahal dulu males banget buat ngelanjutin. Akhirnya setelah dipaksa nih FF selesai juga^^
Happy reading...
Mian kalo jelek^^
“Jihwan.”
Jihwan menoleh,
dilihatnya sosok itu sudah berdiri di depan pintu kamarnya sambil tersenyum.
Hyun Ra berdiri tanpa skruk dan juga kursi rodanya lagi. Dia tersenyum
melihatnya. Hyun Ra mendekati Jihwan perlahan walau kakinya masih terlihat bergetar,
tapi dia sudah berusaha keras untuk berjalan.
“Kau lihat?
Perlahan aku mulai bisa menggunakan kakiku.”
“Yah.” Jawab
Jihwan singkat. Dia tersenyum dan membelai rambut Hyun Ra lama. Entah apa yang
ada dipikirannya. Rasa takut mulai menyelimuti hatinya lagi. Takut jika
perpisahan dengan raga dan jiwanya terjadi. Dia sungguh takut.
“Jihwan.”
Tak ada sahutan
dari sang pemilik nama. Pikirannya malah melayang entah kemana sambil membelai
rambut Hyun Ra.
“Jeon Jihwan!!”
Hyun Ra sedikit meninggikan suaranya.
“Eh?” Pikiran
Jihwan tiba – tiba menghilang. Dia menatap Hyun Ra yang memakai raut wajah
bingung. “Mianhae.” Ucapnya pelan.
“Ulurkan
tanganmu.” Pinta Hyun Ra kemudian yang disambut dengan wajah bingung Jay.
“Mwo?”
“Ulurkan
tanganmu sekarang!”
Jihwan menurut.
Dia mengulurkan tangannya kepada Hyun Ra.
“Pejamkan
matamu.”
“Hah?
Baiklah.” Jihwan lalu memejamkan matanya. Entah apa yang ada di pikiran Hyun
Ra. Entah apa yang ingin Hyun Ra lakukan padanya. Dia bahkan tak bisa
memahaminya.
“Buka
matamu.”
Jihwan
membuka matanya, hal pertama yang dilihatnya adalah Hyun Ra yang tersenyum lalu
pandangannya mengarah kepada sesuatu yang berada di telapak tangannya. Burung
Kertas.
“Setiap
hari kau selalu memberikan itu kepadaku bahkan tanpa sedikitpun terlupa.
Sekarang izinkan aku memberikannya juga padamu hari ini sebagai penyemangatmu
yang sebentar lagi akan berjuang menghadapi meja operasi. Mungkin jika burung kertas itu bisa membawa
keajaiban untukmu. Kau ingat khan tentang semalam? Aku masih ingin lihat
supermoon – supermoon lainnya bersamamu.”
Jihwan
sedikit bengong namun kemudian dia tersenyum menatap Hyun Ra dan juga burung
kertas diatasnya telapak tangannya itu. Entah kenapa rasa takut itu menghilang
tanpa dia sadari. Mungkin ini adalah awal dari sebuah keajaiban.
“Gomawo
Hyun Ra-ya.”
“Ne.
Kau harus berjuang. Percaya saja kalau nanti kita masih bisa bertemu lagi.”
“Tentu,
ini bukanlah sebuah akhir.”
Jay
tersenyum, wajahnya yang tampak sangat pucat dengan pipi yang tirus itu masih
terlihat begitu tampan di mata Hyun Ra.
“Jihwan,
sudah waktunya.”
Dokter
Jeon dan beberapa perawat memasuki kamar instalasinya dan memasangkan beberapa
alat medis kepada Jihwan. Jihwan terbaring dengan selang pernafasan yang
menutupi mukanya. Sebelum dia akan dipindahkan ke ruang operasi Jihwan menatap
wajah Hyun Ra sebentar.
“Nanti
saat operasiku berhasil aku ingin mengungkapkan sesuatu padamu.”
Suara
yang begitu samar, namun Hyun Ra masih mampu mendengarnya. Dia mengangguk
pelan. Perlahan air mata Hyun Ra jatuh saat melihat wajah pucat Jihwan yang
sudah menghilang dan dibawa ke ruang operasi.
“Jihwannie,
berjuanglah.”
@@@@@
Hyun
Ra, Hyun Chul dan Eommanya duduk cemas di depan ruangan operasi yang sedari
tadi masih belum menunjukkan tanda – tanda akan terbukanya pintu yang tertutup
kaku itu. Bahkan lampu peringatan yang berada di atas pintu ruang operasi masih
berwarna merah. Ini sudah tiga jam lebih. Wajah Hyun Ra sedari tadi terlihat
begitu cemas, pikirannya bahkan tidak menentu. Bahkan Eomma dan Hyun Chul
Oppanya yang tidak begitu mengenal sosok seorang Jeon Jihwan saja juga sampai
ikutan cemas mengenai kondisi Jay di dalam sana. Mereka berdua mungkin merasa
berutang budi pada sosok Jihwan yang selama ini sudah membantu Hyun Ra untuk
berubah sedikit demi sedikit itu.
Lampu
peringatan yang berwarna merah itu mendadak berubah menjadi hijau. Hyun Ra yang
menyadarinya secara spontan langsung bangkit. Matanya lalu terpusat pada pintu
ruang operasi yang terbuka itu. Dilihatnya Dokter Jeon atau Aboejinya Jihwan
keluar pertama dari ruang operasi.
Wajahnya yang ditutupi dengan masker berwarna putih pucat itu mendekati kami
bertiga.
“Dokter
bagaimana operasinya? Berhasilkah?” Tanya Hyun Ra tanpa basa – basi. Jantungnya
berdegup sangat kencang saat ini. Menunggu Dokter itu berbicara.
Dokter
Jeon mendesah pelan, dia membuka maskernya. Wajahnya terlihat jelas begitu
murung. Dan melihat itu perasaan Hyun Ra mendadak mulai tidak enak. Tidak
mungkin.
“Park
Hyun Ra…”
Dokter
Jeon mengulurkan tangannya yang diatasnya terdapat sebuah burung kertas yang
Hyun Ra berikan kepada Jay sebelum operasi berlangsung.
“Jihwan
menitipkan ini padaku.”
-- END--
Ending jelasnya silahkan baca di Epilog :D
Hehe~
0 comments:
Posting Komentar