EHEMM...!! Intermezo dulu gakpapa kali yah? Jujur, udah lama banget ini blog gak keurus. Aslinya banyak banget yang pengen diluapin buat ditulis di blog ini, tapi apa daya akunya malah bingung mana duluan yang harus didahulukan dan akhirnya berakhir dengan banyaknya postingan yang tak selesai dan berakhir menjadi draf yang sang penulis sendiri tidak tau kapan akan selesai ditulis dan dipost. Hontouni Gomenasai /deep bow/
Oke, dipenghujung akhir tahun 2014 aku mau posting sebuah project iseng yang entah kenapa mendadak pengen ngerjain karena alasan kepo :p hehe. Yap, ini salah satu side story dari Light Novel karya Reki Kawahara-sensei yang sangat fenomenal ini yaitu "Sword Art Online". Kalau ditanya kenapa garap ini alasannya satu, karena di Baka-Tsuki side story yang ini belum diterjemahin ke bahasa indonesia dan karena alasan INGIN tau ceritanya akhirnya aku mutusin buat nerjemahin,.Walaupun butuh perjuangan juga karena mengingat kemampuan bahasa inggrisku masih pas-pasan dan masih butuh bantuan google-sensei juga buat nerjemahin. Tapi tenang aja, aku jamin terjemahannya gak berbahasa google-sensei kok. Jujur masih banyak kesalahan disana-sini dan masih ada beberapa yang terkesan kaku dan bingung buat dibaca. Tolong maafkan kekuranganku, namanya juga masih belajar dan butuh proses buat bisa lebih baik. Nanti akan diperbaiki lagi supaya bacanya lebih nyaman dan mudah dipahami :) Jika ada kritik dan saran silahkan ditunggu komentarnya :)
Untuk membaca Light Novel bahasa indonesia secara keseluruhannya silahkan baca disini dan untuk terjemahan bahasa inggris dari side story ini bisa dibaca disini
Selamat membaca.
Sword Art Online –Material Edition- 16,8 Bahasa Indonesia
Konsumen pertama yang menggunakan
mesin full dive mengirimkan dorongan yang sangat lemah kedalam otak pemakainya,
memungkinkan untuk merasakan lima panca indra; penglihatan, pendengaran,
perasa, penciuman, sentuhan, di dalam lingkungan VR.
Tetapi kesanku mengenai dunia VR
itu sendiri—penjara elektronik—setelah menghabiskan hampir dua tahun didalamnya
adalah tingkatan dari panca indra yang sedikit naik turun.
Penglihatan dan pendengaran
hampir dikatakan sempurna. Informasi yang disampaikan tiap-tiap objek 3D buatan
atau suara sintesis, tidak persis seperti dunia nyata, tapi aku hampir tidak pernah
merasakan pemutusan indera dalam penglihatan ataupun pendengaran.
Indera perasa dan penciuman juga
bekerja cukup baik. Mereka menyerah dalam menciptakan «sensasi memakan sesuatu»—seperti
rasa makanan, aroma, tekstur, dan rasa—dalam kesempatan yang sesungguhnya dari
awal, malah menggabungkan data awal melalui
«mesin reproduksi rasa» dan menciptakannya kembali, tetapi setelah digunakan,
sesuatu yang manis sejujurnya akan terasa manis. Makanan yang disiapkan oleh
ksatria wanita berpedang terpandang yang telah menyelesaikan kemampuan
memasaknya, khususnya, memberikan rasa kepuasan yang akan membuatnya lupa bahwa
kita berada di dalam VR, sekalipun makanan itu adalah telur goreng yang
sederhana. —Nah, meskipun aku tidak bisa mengatakan bahwa sepenuhnya juga dipengaruhi oleh faktor
– factor lainnya.
Dan indera terakhir, sentuhan :
sensasi pada kulit seseorang, termasuk kehangatan.
Sayangnya, rasa ketidaknyamanan
itu tidak muncul hingga hari ini.
Tidak masalah ketika secara aktif
menyentuh sesuatu. Kemudahan dalam menggenggam kulit yang dibungkus pada
pegangan pedang kesayanganku, atau sensasi yang lembut dari seorang berambut
panjang yang aku cintai. Perasaan seperti itu terasa lebih hidup dibandingkan
dengan yang ada di dunia nyata, memuaskan sentuhanku.
Tetapi melalui informasi yang
sedikit, berbagai sensasi terus diterima pada kulit seseorang ke seluruh tubuh,
tidak disangkal berbeda jauh dari dunia nyata.
Perasaan pakaian yang bergesekan
dengan kulit. Berat pakaian luar dan elastisitas utama. Temperature dan
fluktuasi udara. Tekanan tapak kaki ketika berdiri atau paha ketika duduk
diatas kursi. Kebanyakan «pengalaman
dari gabungan sensasi ke seluruh tubuh» sebenarnya disederhanakan secara rendah
di dalam SAO. Alasannya mungkin karena kelebihan informasi. Tentu saja, ada
sensasi memakai sesuatu, tetapi permukaan kasarnya berakhir dengan perasaan
datar,seperti gambar beresolusi rendah.
Dikatakan, sangat mungkin untuk
mendapatkannya. Tidak seperti kesadaran dari tekstur pakaian yang dipakai
sepanjang waktu di dunia nyata juga. Tidak masalah jika seseorang tidak terlalu
memperhatikannya; tidak terasa aneh atau apapun di kehidupan sehari – hari
(walaupun terasa aneh menggunakan istilah itu di Aincrad).
Tetapi ada satu situasi dimana
seseorang tidak bisa mengelak dalam mengalami kualitas rendah dari indra
perasa.
Ketika seluruh tubuh seseorang,
dengan semua peralatannya dilepaskan, direndam dengan cairan hangat.
Atau dengan kata lain, di dalam
kamar mandi.
25 Oktober 2024, 10 A.M
Samar – samar aku dapat mendengar
nyanyian kecil dari luar pintu yang mengarah ke kamar mandi. “Nn, nn, nn,
fufuu, fuu, funn ♪”. Dan selain itu, suara lembut air.
Situasi seperti ini sedikit
mengingatkanku ketika aku tidur di perkemahan Dark Elves dulu, tetapi aku yang
sekarang dikuasai oleh sesuatu yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Itu
adalah, hak untuk membuka pintu ini.
Aku mengambil nafas dalam – dalam
sebelum mengetuk pintu kayu itu.
Nyanyian kecil berhenti dan setelah itu terjadi keheningan
singkat, sebuah suara lembut “Oke” kembali terdengar.
“Pe-Permisiii….”
Dan aku, juga, membalas dengan
suara yang lembut ketika membuka pintu. Cahaya matahari pagi bersinar dari
jendela dalam membuat efek uap menyelimuti kamar mandi bercahaya putih dan
membuat mataku menyipit.
Rumah kayu
yang dibangun di atas Aincrad lantai ke-22 tidaklah besar, tetapi kamar
mandinya sendiri dibuat cukup luas. Ukuran kasarnya dua meter per empat meter,
sedikit kebawah 2,8 kali ukuran 1.618 bak mandi standar, atau sekitar 1,6 per
1,8 meter dengan kata lain, mendekati ukuran pemandian air panas di hotel…
tidak, aku akan masuk terlalu dalam.
Menurut rumor
yang beredar, guild «Divine Dragon Alliance», memiliki sebuah bak mandi raksasa
kelas-sepuluh-meter terbuat dari batu marmer di markas guild mereka di lantai
ke-56, tapi kelihatannya sulit untuk bersantai ketika ukurannya sebesar itu.
Ukuran ini kemungkinan terbilang mewah dalam sebuah rumah pemain. Tidak
disebutkan bagaimana bak mandi itu terbuat dari pohon cemara dan memiliki air
panas yang mengalir secara bebas.
“Hei, apakah
kau berencana untuk berdiri disana sepanjang hari?”
Kata – kata
itu terdengar dari luar uap tebal dan mengembalikan pikiranku. Kepanikan kembali menyerang
inderaku, aku berbicara dengan gugup.
“Ah, aku akan
kesana, aku akan masuk”
Tepat ketika
aku berjalan sempoyongan ke arah bak mandi, pertanyaan lain datang dari dalam.
“Seperti itu?”
Terkejut, aku
melihat kebawah pada diriku sendiri dan menyadari aku mengenakan baju hitamku
yang biasanya. Membalas dengan “Ah, aku akan melepaskannya. Aku akan membuka
pakaianku.” Ketika aku menarik keluar window,
aku menekan tombol unequip. Uap
panas dengan lembut menyentuh kulit avatarku yang tersingkap setelah aku
menyimpan berbagai peralatan yang melekat di pakaianku di dalam penyimpanan.
Tentu, ada
kemungkinan untuk pulih dari keadaan ini, tetapi jika ada seorang pemuda
berumur enam belas tahun yang mampu melewati situasi seperti ini dengan pikiran
terbuka, dia bisa menjadi karakter utama dari beberapa permainan RPG. Sebagai
seorang pemain solo dari sebuah VRMMO, aku hanya bisa berjalan sempoyongan
dengan sembilan puluh persen kehilangan kemampuanku untuk berpikir.
Dipisahkan
oleh uap padat, aku berjalan sekitar tiga meter dari bak mandi dan melihat
kilauan, getaran air yang menyebar. Dan kstaria wanita dengan rambut coklatnya
digelung ke atas, memperlihatkan bahunya yang naik.
Wajah Asuna,
ketika dia melihat kearahku dengan mata menengadah, berubah menjadi semakin
merah, mungkin karena air panas atau mungkin… pikiran semacam itu muncul di
kepalaku saat aku dengan segera selesai menuangkan air pada diriku sendiri.
Kemungkinan ini norma dan hanya sopan santun untuk membasuh diri sebelum
memasuki pemandian musim panas di dunia nyata, tetapi di Aincrad, seseorang
akan tetap bersih kecuali tubuhnya dipenuhi oleh lumpur, cat, atau lendir dari
monster. Bergumam “Permisiiii…” sekali lagi dengan suara lembut, aku mmasuk
kedalam air panas yang berlimpah berlawanan dengan Asuna. Ukuran bak mandi keseluruhannya
sebesar dua meter, jadi tidak terasa sempit sama sekali, meskipun kami berdua
berada di dalamnya.
Bahkan dengan
situasi seperti ini, yang pertama kali menyadarkanku adalah kenikmatan mandi
seperti aku harapkan.
“Hauuoo…”
Suaraku secara
alami keluar dari mulutku. Dalam hal keinginan untuk mandi, kemungkinan aku
hanya memiliki sekitar satu per tiga puluh dari yang Asuna miliki, tapi bukan
berarti aku tidak menyukai mandi . Kehangatan yang begitu nikmat, tekanan yang
menenangkan, dan perasaan saat air panas yang merendam satu persatu dari
susunan sel – sel itu…..
“Houfhhhbbbb…”
Mulutku
tenggelam kedalam bak mandi dan menghela nafas panjang, sebelum akhirnya aku
menyadari «itu».
“Bbbb…. bhb?”
Mengangkat
bagian atasku, pertama – tama aku menyekop air dengan kedua tanganku dan
membiarkannya jatuh berulang kali sebelum menatap wajah Asuna di sisi lain yang
ditutupi oleh uap.
“Huh… apa
hanya aku? Airnya teras berbeda dari sebelumnya…”
“Iya, kan?”
Mengangguk
dengan perasaan canggung, kepalanya keluar dari permukaan, istri muda dengan
kemampuan mandi yang sempurna berbicara.
“Aku berpikir
begitu ketika aku masuk, di pagi hari juga, tapi kelihatannya ini terasa lebih
alami. Mandi selalu terasa lebih seperti kehangatan membran yang didorong pada
seluruh tubuh, terlebih lagi air, walaupun ada sedikit juga… tetapi aku merasa
airnya benar – benar membasahiku di dalam bak mandi ini.”
“Ya, memang
benar… Ada tekanan air, sensasi yang meluap ini, dan perasaan bahwa semua
tetesan airnya mengalir ke seluruh kulit juga…—Aah, apakah mandi selalu terasa
senikmat ini…? Mungkin aku harus mandi setiap hari dari sekarang juga…“
Aku tenggelam
di dalamnya, meniup gelembung, sekali lagi dan tetesan air datang terbang dari
depan. Asuna menjentikkan beberapa air dengan jarinya.
“Hei,
Kirito-kun, ini bukan keharusan, tapi kewajiban. …Tidak, pertanyaan
sesungguhnya disini adalah kenapa terasa seperti ini.”
“Bhbh? Bb….
bh, itu benar…”
Mengangkat
diriku lagi, aku menatap tajam pada getaran air yang berkilauan.
Dan kemudian,
aku akhirnya menyadari sebuah fakta yang penting. Air panas yang memenuhi bak
mandi tidak sepenuhnya transparan—
“Ah, aaah!?
Ada sesuatu seperti garam mandi disini!!”
Aku
melambaikan tangan kananku keatas dan kebawah di dalam air dengan suara
berteriak, tetapi jernihnya air yang keruh hanya memungkinkanku untuk melihat
sekitar tiga sentimeter ke bawah. Aku mengalihkan wajahku kembali kedepan dan
di sisi uap, ksatria wanita itu menyeringai dengan cerahnya.
“Ini
kesempatan langka, jadi aku mencoba untuk menaruh bubuk mandi herbal yang aku
dapatkan beberapa waktu yang lalu. Dengan merendamkannya selama tiga puluh
menit, kau rupanya mendapatkan sebuah
buff[1] yang hadiahnya adalah bonus menangkal racun selama tiga jam.
Ini adalah barang yang cukup langka.
“…Mandi untuk
sebuah Buff.”
“Mengatakan
sesuatu?”
“Tidak, tuan.”
“Kau ada
masalah?”
“Tidak, tuan.”
Aku menjawab
kepada wakil ketua pemimpin yang terhormat sambiI menatap kedalam air. Dua kaki
yang pucat, ramping dan menawan yang harusnya mampu menyita pandanganku itu benar
– benar tersembunyi dibalik kompisisi awan tidak dikenal.
Entah kenapa
perasaan sedih muncul di dalam diriku saat aku mulai berbicara.
“Lalu,
bukankah itu yang menyebabkan sensasi ini juga? Seperti,mungkin bubuk mandi
yang memiliki efek membuat mandi terasa lebih
berasa…”
“Yaa, aku
tidak menambahkan apapun kedalam ketika aku mandi tadi pagi. Tapi ini terasa
sama seperti tadi.”
“O-Oh benarkah?”
Bagaimanapun
juga hal ini dapat memulihkan kembali antusiasku untuk menyelesaikan misteri
kamar mandi, aku memercikkan air dengan tangan kananku sambil mulai berpikir.
Walaupun
awalnya hal ini mengejutkanku, sekarang aku berkonsentrasi pada sensasinya, aku
bisa mengatakan bahwa sebenarnya ini bukan sebuah kamar mandi yang
sesungguhnya. Cara air yang berpisah tampak tidak alami dan suaranya terlalu seragam. Tapi masalah
itu berkaitan dengan indera penglihatan dan pendengaran, dan perasaan tidak
nyaman menghilangkan sensasi yang ada di kulitku saat berendam di dalam air panas jika aku bertahan dengan
mataku yang tertutup.
“Hmm… —Mungkin
akan ada sebuah pembaharuan untuk interaksi yang tidak pasti tanpa kita sadari
atau…”
Aku menyuarakan
ideku yang pertama dan Asuna menggelengkan kepalanya, mencipratkan air, di sisi
lain yang dipenuhi uap.
“Airnya tidak
terasa berbeda saat aku mencuci piring tadi.”
“Lalu… mungkin
ada suatu sensasi yang sangat menakjubkan di kamar mandi di dalam rumah kayu
ini atau…”
“Jika rumah
kayu benar – benar memiliki hal semacam itu, aku pikir seharusnya hal seperti
itu ditulis di dalam pernyataan di jendela pembelian.”
Ide nomer dua keluar
dengan mudah.
“Erm, erm…”
Perlahan aku
tenggelam jauh lebih dalam ke dalam air saat aku mencari ide nomer tiga dan
secara tak sadar merenggangkan kakiku yang terlipat.
Dan ujung jempol
kakiku menyentuh sesuatu yang lembut. Asuna mengejang pada saat yang
bersamaan. Suara yang dihasilkan
melintas sepanjang satu meter dan tujuh belas sentimeter, dan airnya bergetar
di hidungku.
“Hmm, hmmm…”
Aku bergumam
saat menggerakkan jari kakiku. Sesuatu datang oleh sentuhan dengan kelenturan
yang memikat dan dengan itu, sebuah desiran baru terdengar.
“…Ayolah,
Kirito-kun, berpikir serius.”
“Aku sedang
berpikir, pastinya.”
….Ini pasti
telapak kaki Asuna… tidak, jaraknya pasti lebih dekat, huh. Maka betisnya… atau
mungkin dibawah lututnya…
“Ah… ti-tidak,
tidak…”
Asuna mencoba
menarik kakinya kembali dengan bisikan lembutnya, tapi aku meluncur lebih dekat
kedalam air dan tetap bertahan untuk tetap bersentuhan. Aku menemukan sesuatu
yang sungguh luar biasa halus, lembut, dan panjang, aku lanjut mencoleknya dan
menggosoknya secara terus menerus.
“Nn… ya ampun…
seperti yang aku katakan, kita hanya, masuk bersama - sama…”
Kstaria wanita
itu melawan dengan suara yang tegang dengan wajah yang tiga kali semerah
beberapa menit yang lalu. Ekpresinya benar – benar manis saat dia menurunkan
kelopak matanya, sedikit menggigit bibir bawahnya dan memohon untuk menghentikan
dorongan dari indera sentuhan.
Seorang pemuda berumur enam belas tahun yang
mampu menghentikan situasi ini akan sesuai dengan karakter utama dalam sebuah
buku fiksi dewasa dengan narasi yang seluruhnya berputar kesekitar karakter
utama.
Ketika sadar
aku sudah mendekati titik tengah – tengah bak mandi yang panjangnya dua meter. Perhatian
penuh akan dibutuhkan dari titik depan ini, bersama dengan kemajuan dari alasan
kenekatan.
Mengamati
reaksi Asuna, aku mengulurkan tanganku ke dalam air yang keruh dan menangkap
kaki kanan mungilnya dimana aku bisa memprediksi letaknya.
“Ah, tidak!”
Sebuah
serangan terdorong saat ia secara naluriah mundur. Jari – jari meluncur
menyeberangi kaki kecilnya yang keluar dari air, dari pergelangan kaki ke
betis, memijat dengan lembut otot halus yang biasanya ditutupi oleh sepatu boot
panjang.
“…!”
Tubuh bagian
atas Asuna, bersandar membelakangi bak mandi, membungkuk ke belakang dengan
cepat. Lekukan – lekukan tubuhnya, lebih putih dari pada air panas, terlihat seakan
– akan terpisah dari air yang keruh. Aku kehilangan inderaku disana, mengubah
jarak dari tujuh puluh sentimeter ke nol dalam sekejap.
2
“……Ah, Begitu,
jadi seperti itu.”
Aku bersuara
dan Asuna, sedang minum dari gelas yang dipenuhi dengan air es di sisi yang
berlawanan dari meja, sambil melirik.
“…Apa yang kau
katakan, apa ini?”
Kata – kata
dan ekspresinya yang khawatir, tapi si ksatria wanita tampak sangat
menggemaskan dengan sebuah handuk yang melilit di kepalanya dan sebuah handuk
putih besar melingkari tubuhnya. Kalau dipikir, ini pertama kalinya aku
melihatnya mengenakan pakaian yang seperti ini, bukan? Tentu saja, aku hanya
mengenakan sebuah handuk di sekitar pinggangku. Tidak ditutupi oleh tangan
tetapi oleh perlengkapan sebuah handuk diatas bagian «lower underwear» dari
peralatan yang tertera— jadi kami berdua harusnya berfoto untuk mengingat momen
yang seperti ini… atau pikiranku ini, dikacaukan oleh mandi air panas yang
panjang yang nyaris berhenti setelah menilai bahwa saran itu akan menghasilkan
tumpahan air es pada wajahku.
Meneguk air
yang tersisa dalam gelas yang ada dihadapanku, aku mendinginkan pikiranku sebelum
aku mengeluarkan suara mengenai apa yang aku pikirkan beberapa detik yang lalu.
“Erm, dengar, mengenai
kenapa mandi terlihat lebih seperti mandi.”
“Eh… kau tau
kenapa?”
Aku mulai
menjelaskannya dengan penuh percaya diri kepada istri mudaku yang berkedip
keheranan.
“Sederhana
saja. Lihat, sensasi pada kulit kita diperbesar lebih dari biasanya saat ini, bukan?
“Sensasi di
kulit kita…?”
Asuna
menunjukkan ekspresi ragu – ragu, tapi kira – kira tiga detik kemudian, wajah
itu segera berubah menjadi merah dari pipi hingga telinganya. Aku lebih baik
tidak perlu menjelaskannya secara detail, jadi aku memasang ekspresi serius dan
berhenti dengan anggukan “ya”.
Alasan apa
yang terjadi di kamar mandi tadi adalah karena Asuna dan aku saat ini memiliki
sebuah pengaturan yang tersembunyi yaitu, «Ethics Code Off», dihidupkan. Dalam
keadaan ini, hal ini seperti beberapa pembatas yang dihilangkan, terutama dalam
hal indera peraba. Kuantitas dari data sentuhan, menjaganya hingga batas
minimum, harusnya mengalami peningkatan walaupun bersifat sementara.
“…Tentu saja, itu akan menyebabkan banyak
beban pada sirkuit dan Nerve Gear, jadi kita harus mematikannya ketika kita
pergi. Tapi kau setuju bukan, jika aku mengetahui lebih cepat bahwa mandi akan
terasa lebih nyata hanya dengan mematikan kode… mungkin tidak menghabiskan
waktu yang lama bagi Argo untuk mengetahuinya, jadi jika dia menjualnya padaku
mengenai informasi itu…”
Dan segera
setelah aku mengatakan suatu hal yang tak seharusnya kukatakan, pada akhirnya
aku berakhir dengan mendapatkan serangan air dingin.
Asuna pergi ke
kamar tidur dalam keadaan marah, jadi aku melanjutkan melatih pikiranku dengan
tetesan – tetesan air dingin yang menetes dari rambutku.
Kami mematikan
ethics code kemarin lusa dan
membiarkannya mati sejak saat itu. Tetapi kami menyadari akan sensasi sentuhan
yang berbeda dari biasanya ketika kami memasuki kamar mandi, dengan tidak
merasakan seperti inderaku yang sekarang menguat ketika aku duduk disini
setengah telanjang dan terlebih lagi setengah basah. Dengan kata lain, efek
hanya menunjukkan dirinya ketika semua peralatan dilepaskan. Jadi bahkan jika
kita meninggalkannya, tidak akan masalah dengan beban pada mesin dan sirkuit…
“Ayolah,
berapa lama kau akan tetap seperti itu?”
Aku mengangkat
wajahku pada suara; Asuna yang berdiri dengan kedua tangan di atas pinggangnya,
handuk mandinya berubah menjadi sebuah gaun rumah.
“Jangan protes
padaku ketika kau masuk angin dan menggigil selepas mandi.”
“Y-ya...”
Masih menjadi
misteri mengapa fenomena tersebut bisa terjadi di dunia ini, tetapi aku hanya
bisa mengangguk setelah dirawat oleh Asuna dalam sebuah penginapan ketika dulu
aku sakit karena tubuhku di dunia nyata sedang terserang flu atau sesuatu
seperti itu.
Berdiri hanya
mengenakan handuk, aku berpikir untuk pergi ke kamar tidur, tiba – tiba aku
berhenti. Aku harus mengatakan pada Asuna kesimpulan yang aku dapat beberapa
detik yang lalu bahkan jika itu artinya aku mendapatkan lemparan air lainnya.
“…Um,
Asuna-san?”
“Apaa?”
Dengan malu –
malu, aku bertanya kepada istri mudaku yang mulai merapikan gelas dan teko.
“Erm… Aku tau
semua yang aku katakan mengenai beban tadi… tapi sepertinya, sensasi – sensasi
itu kelihatannya hanya untuk memperkuat semua peralatan yang sudah dilepaskan,
jadi aku hanya akan mengatakan bahwa sebenarnya tidak perlu atau terburu – buru
untuk mematikannya dan semua…”
Apakah dia
akan marah lagi?! Aku menunggunya berbicara, tapi Asuna menunjukkan ekspresi
yang tidak terduga, memegang erat pada teko dengan wajahnya yang menunduk.
“…masih belum
dimatikan.”
“Eh?”
“Seperti yang
aku katakan, aku masih belum mematikannya. Lagipula.. sangat mengganggu jika
harus pergi sejauh itu kedalam menu windows
setiap waktu…”
Ksatria wanita
yang secara perlahan menjelaskan dengan pipinya yang memerah itu terlihat
sangat manis dan menawan.
“Ah… A- Aku pikir
begitu …”
—Aku hanya
bisa membalas dalam suara kaku.
(Tamat)
Keterangan :
Buff : Istilah yang dipakai pemain untuk meminta support skill dari
anggota team yang bisa melakukan support skill seperti mage atau priest.