Memories <3 |
Salah satu perkataannya pada obrolan kita malam itu akan selalu kuingat bahkan hingga saat ini.
“Suatu saat nanti, aku yakin kamu pasti menemukan seseorang yang bisa kamu panggil sahabat. Mungkin gak sekarang, tapi siapa tau beberapa tahun ke depan kamu akan menemukan mereka yang bisa membuatmu nyaman dan bisa menjadi dirimu sendiri.”
Dulu aku menanggapi perkataannya dengan skeptic, sungguh aku sudah cukup lelah dengan banyaknya kepergian dalam pertemanan. Aku tidak peduli lagi dengan yang namanya sahabat. Begitu lelahnya hingga membuatku muak sendiri. Mereka pergi begitu saja dan begitu kembali kami seolah menjadi asing satu sama lain. Jadi menurutku buat apa?
Waktu kemudian berlalu, aku pernah beberapa kali dekat dengan seorang teman tapi kemudian seperti terjadi seleksi alam dalam pertemanan, ada beberapa jarak yang tak bisa kita hapus seperti dahulu dan begitulah, kembali asing berulang kali. Hingga suatu ketika seorang teman mengumpulkanku kembali dengan mereka.
Aku mengenal mereka, tapi tidak pernah sedikitpun menyangka bahwa suatu saat kami akan menjadi sangat dekat seperti saat ini. Kami memiliki kisah lalu yang hampir sama begitu juga dengan kepribadian. Lalu ada satu orang yang memiliki kepribadian yang amat sangat kontras dengan kami bertiga, aku mengenalnya semenjak sekolah menengah pertama. Dan hanya sekedar mengenalnya tanpa ekspektasi apapun. Kami dipertemukan, berkumpul bersama. Yang awalnya masih terasa canggung, hingga kemudian merasa ada kenyamanan dan keterikatan satu sama lain. Saat kami berkumpul bersama, waktu terasa begitu cepat berlalu, seolah dunia hanya berputar diantara obrolan kita yang garing dan terkadang serius dengan beberapa gelas minuman yang telah tandas lama hingga mengering.
Kami saling berbagi pemikiran bersama, bercanda bersama hingga melaluinya sampai saat ini. Mereka selalu menjadi tempat untuk berbagi hal-hal pribadi selain kepada adikku. Tidak ada penghakiman di mata mereka saat aku bercerita dan berbagi perspektif. Meski ada beberapa perbedaan, tapi tak sedikitpun perbedaan itu menjadi halangan untuk kami. Kami saling menghargai dan menjaganya untuk tidak sampai melewati hal-hal yang tidak diinginkan.
Dan memang benar, semakin bertambahnya usia lingkaran pertemanan semakin sedikit. Dimana teman yang berkualitas namun dengan lingkaran yang kecil akan selalu menjadi tempat ternyaman untuk saling berangkulan dan menguatkan.
Aku ingin mengucapkan terima kasih kepada kalian karena sudah bersedia menjadi sosok yang dulu membuatku skeptis untuk mengatakannya. Aku bersyukur memiliki kalian. Terima kasih banyak sudah memberikan warna untukku, tolong jangan bosan. Makasih sudah sabar ngadepin aku yang menyebalkan ini, makasih sudah membuatku menjadi diri sendiri tanpa perlu takut dengan sebuah penilaian.
Dan semoga bagaimapun keadaan kita kedepannya, kita akan tetap seperti ini.
Tidak ada yang berubah selain status hubungan pribadi yang masih belum terikat dengan siapapun.
Hahaha. Aku sayang kalian banyak-banyak.
Pamekasan, 19 Agustus 2020
Farida Mutia Agustin