[ULASAN DAN
PROFIL] HACHIMITSU TO CLOVER
Pernahkah kau merasa putus asa dengan kehidupanmu?
Pernahkah kau merasakan betapa menyakitkannya cinta yang bertepuk sebelah
tangan? Pernahkah kau merasa cemas dan takut memikirkan masa depanmu? Pernahkah
kau merasa berada di suatu titik dimana kau sudah berusaha sebaik mungkin tapi
tidak mendapatkan hasil yang diharapkan? Pernahkah kau merasa iri dengan
seorang yang berada jauh di atasmu dan memiliki segalanya?
Pernah ngerasain
hal-hal yang aku sebutin diatas nggak? Rasanya anime ini sangat cocok untuk
merefleksikan diri kita sendiri yang seolah masih tersesat dan bimbang dengan
kehidupan. Tentang masa muda yang awalnya terasa manis dengan berkumpul bersama
teman seperjuangan lalu dihadapkan dengan berbagai masalah masing-masing namun
masih saling menguatkan dan memberikan semangat tanpa henti. Tentang romansa
muda yang tak sepenuhnya indah. Tentang ambisi dan keputusasaan yang
menghadapkan mereka pada kehidupan yang
sebenarnya.
“As time passes, the day will come when everything
will fade to memories. But those miraculous days, when you and I, along with
everyone else, searched together for just that one thing, will continue
revolving forever somewhere deep in my heart, as my bittersweet memory.”
Mari kita bertemu
dengan mereka di sebuah apartemen bobrok yang dibangun 20 tahun lalu berisi 6
kamar. Tidak ada kamar mandi dan biaya sewanya sangat murah, namun jarak menuju
kampus begitu dekat. Dihuni oleh 3 orang mahasiswa jurusan seni di Tokyo dengan
kepribadian yang menarik. Takemoto Yuta si junior kesayangan yang selalu
mengedapankan kepentingan teman-temannya ketimbang dirinya, Morita Shinobu si
jenius dengan kepribadian absurd yang tak kunjung menyeloesaikan tugas akhirnya
karena terlalu sibuk dengan pekerjaan misteriusnya, Mayama Takumi si mahasiswa
tingkat akhir yang selalu menjadi sasaran keabsurdan Morita dan teman-temannya namun
memiliki jiwa solidaritas tinggi.
Suatu hari
seorang mahasiswi baru yang merupakan saudara sepupu dosen kesenian
mereka—Hanamoto Shuuji diperkenalkan. Namanya adalah Hanamoto Hagumi. Tanpa
disadari Yuta dan Shinobu jatuh cinta pandangan pertama pada Hagu-chan. Jika
Yuta menyikapi perasaannya dengan tenang dan berusaha untuk menjadi seorang
teman yang bisa diandalkan bagi Hagu, namun berbeda dengan Morita. Dia
memanggil Hagu dengan sebutan Mousy karena tubuhnya yang mungil dan lucu.
Morita cenderung menjadikan Hagu sebagai objek fotografi sehingga terkadang
membuat Hagu takut dan berlari menghindari Morita.
Lalu ada juga
Ayumi Yamada, seorang mahasiswa jurusan seni keramik dengan memiliki julukan
Iron Lady yang tergabung dengan kelompok mereka dan kemudian menjadi teman
dekat Hagu. Yamada sangat mencintai Mayama namun Mayama hanya menganggapnya
sebagai seorang teman yang sangat berharga, tidak lebih dari itu. Sedangkan
Mayama jatuh cinta kepada seseorang yang lebih tua—Rika Harada, seorang janda
yang juga merupakan teman dari dosen mereka. Dia menjalankan sebuah studio
arsitektur yang dia dirikan bersama dengan almarhum suaminya.
Anime ini
mengisahkan tentang perjalanan kehidupan kelima tokohnya dalam menghadapi cinta
segitiga, cinta tak berbalas, kehidupan setelah lulus kuliah, mencari
pekerjaan, dan mempelajari tentang diri mereka masing-masing.
“You choose to give up or make an effort. There are
only two choices for human to choose from.
You have to honestly tell them your feeling. The rest is up to them. To
make effort or to give up would make them be their choice. It was the same for
you. It’s the same for everyone.”
Karakter
- Yuta Takemoto (竹本 祐太)
Seorang mahasiswa kesenian jurusan arsitektur tahun kedua yang
bertindak sebagai pembaca narasi di setiap episode. Dia tinggal di satu
kompleks apartemen dengan Mayama juga Morita. Yuta digambarkan sebagai karakter
yang sangat mellow. Dia jatuh cinta dengan Hagu, namun tidak pandai
mengekspresikan perasaannya seperti yang Morita lakukan. dia memutuskan untuk
bersikap sebagai seorang kakak dan juga teman yang bisa diandalkan oleh Hagu.
- Hagumi Hanamoto (花本 はぐみ)
Biasa dipanggil Hagu-chan oleh teman-temannya. Dia seorang mahasiswa
jurusan seni lukis tahun pertama di awal cerita. Tubuhnya mungil,
kepribadiannya juga menggemaskan membuatnya tampak jauh lebih muda dari usia
sebenarnya. Dia seorang seniman berbakat yang sering dipuji oleh professional.
Dia sangat pemalu dan sering gugup saat berinteraksi dengan orang lain.
Sikapnya yang seperti itu terkadang dianggap aneh oleh mahasiswa kesenian
lainnya. Namun kemudian dia jadi lebih terbuka jika berinteraksi dengan
kelompok teman-temannya. Karena sifatnya yang terlihat masih kekanakan dan
polos dia bahkan tidak menyadari perasaan Morita juga Yuta.
- Shinobu Morita (森田 忍)
Seorang mahasiswa jurusan seni patung tahun keenam di kampusnya. Dia
selalu saja tidak bisa menyelesaikan tugas akhirnya tepat waktu dikarenakan
pekerjaannya yang menuntutnya sering absensi. Kepribadiannya sangat absurd
namun misterius. Sama seperti Takemoto dia juga jatuh cinta pada Hagu dan
mengekspresikan rasa sukanya dengan cara memintanya untuk memakai berbagai
kostum untuk difoto dan dipajang di suatu homepage. Sangat menyukai pekerjaan
dengan bayaran tinggi dan memiliki banyak uang meski suka memakan makanan orang
atau memakai pakaian orang seenaknya. Dia termasuk orang yang sangat peka dan
peduli terhadap teman-temannya meskipun ditunjukkan dengan tingkah pola
absurd-nya. Namun ada saat dia juga bisa serius dalam menghadapi masalah.
- Takumi Mayama (真山 巧)
Teman satu kompleks apartemen dengan Morita dan Takemoto. Diantara
mereka berdua Mayama lah yang bersikap dewasa. Terkadang juga dia terlihat
sangat kewalahan dengan sikap Morita yang cenderung seenaknya. Namun dia akan
selalu menjadi seseorang yang siap membantu jika dibutuhkan. Dia tidak suka
ditinggalkan, jadi sebisa mungkin akan selalu menyempatkan sebagian waktunya
yang sibuk dengan pekerjaan untuk bisa berkumpul dengan teman-temannya.
Menyukai rekan kerjanya yang sekaligus pemilik perusahaan tempat dia bekerja
bernama Rika Harada meskipun cintanya masih bertepuk sebelah tangan.
- Ayumi Yamada (山田 あゆみ)
Mahasiswi kesenian jurusan seni keramik. Dia dijuluki sebagai
Tetsujin/Iron lady karena berlari sejauh 6 km ke kampus untuk membantu
anjingnya yang kegemukan. Yamada termasuk
wanita muda yang cantik, tak heran jika dia bisa menarik perhatian
banyak teman laki-lakinya dan juga rekan kerjanya. Dia terkadang cenderung
kasar hanya kepada orang-orang tertentu, meskipun begitu dia seorang teman yang
sangat baik dan penuh perhatian. Termasuk kepada Hagu-chan, mereka terlihat
sangat akrab satu sama lain. Yamada juga diketahui menyimpan perasaan yang
mendalam kepada Mayama, tapi dia tidak bisa membalas perasaan tersebut dan
malah menyuruh Yamada untuk mencari lak-laki lain yang jauh lebih baik darinya
dan bisa membalas perasaannya.
- Shuuji Hanamoto (花本修司)
Dosen kesenian di kampus mereka sekaligus saudara sepupu Hagu. Biasa
dipanggil Shuu-chan oleh Hagu. Dialah yang membawa Hagu ke Tokyo karena merasa
bakat Hagu akan lebih tersalurkan jika berada disana. Sangat menyayangi Hagu
dan super over protective jika ada laki-laki yang dekat dengan Hagu seperti
yang dilakukannya pada Takemoto dan Morita.
Tidak bisa berjauhan dengan Hagu dan itu akan membuatnya tidak bisa
tidur dan sakit saking kepikirannya. Dia bahkan bersedia mengorbankan hidupnya
demi kebahagiaan Hagu seorang. Kantornya selalu menjadi basecamp tempat mereka
berkumpul.
“I realized why I was lost. It wasn’t because
I didn’t have a map. It’s because I didn’t have destination.”
Mungkin aku agak telat banget yah nonton anime sekeren ini, padahal anime-nya lawas banget. Tahun 2005 dan aku baru nonton tahun 2017. Sudah 12 tahun yang lalu dan aku dari dulu kemana sampe gak sadar kalau ada anime yang inspiring banget macam ini? Tapi tidak apa-apa... Lebih baik telat ketimbang tidak sama sekali. Hahaha..
Hal yang menarik dari anime ini adalah ceritanya yang bittersweet dan realistis. Bahkan jujur saja ceritanya benar-benar relate
banget dengan kehidupan yang terjadi di dunia nyata. Jadi jangan heran jika
kalian merasa seperti “Oh.. cerita ini seperti yang aku alami.” Setiap
episodenya menyelipkan pesan moral entah dari sang narrator—Takemoto Yuta
sendiri ataupun tokoh lainnya. Tiap adegan tidak ada yang sia-sia. Penempatan
komedi, drama, romansa segi banyak antara tiap tokohnya hingga bagaimana setiap karakter menyelesaikan permasalahannya
masing-masing sangat terasa dan menambah daya tarik dalam cerita. Semuanya dijelaskan dengan porsi yang pas. Bahkan
untuk karakter pendukung sekalipun mendapatkan porsi yang baik.
Perkembangan tiap karakternya juga sangat baik. Terutama Hagu-chan
yang awalnya bisa kita liat dia sangat pemalu dan tidak banyak bicara namun
seiring berjalannya cerita dia menunjukkan sikapnya yang jauh lebih dewasa.
Sejujurnya aku takjub dan salut dengan perjuangannya untuk menghadapi
masalahnya. Takemoto yang pada awalnya terlihat seperti tidak punya tujuan
hidup karena berbagai kegagalan dalam wawancara kerja mulai bangkit, hingga
akhirnya menemukan apa yang harus dilakukannya. Mayama yang selama ini hanya
berdiam diri dan menahan perasaannya akhirnya bisa lebih mengutarakannya dan
melindungi orang yang dicintainya. Morita yang selalu kita liat tingkah
absurd-nya dan suka mengambil jatah makanan meski punya uang banyak ternyata
memiliki suatu tujuan dengan uang yang dimilikinya. Yamada yang sering menyiksa
dirinya karena begitu mencintai Mayama namun perasaannya tak berbalas akhirnya
lambat laun mencoba untuk melepaskan dan membuka hatinya kepada orang lain.
Animasinya mengingatkanku pada anime Kimi to Boku dengan perpaduan
warna-warna yang tidak mencolok. Perpindahan tiap adegan terasa halus dan khas.
Ahh.. selain Opening dan Ending Song-nya yang easy listening dan nampol banget di telinga jangan lupa dengan insert song-nya yang tak kalah kerennya.
Apalagi penempatannya di setiap adegan-adegan krusial sehingga menambah kesan
yang mendalam pada adegan tersebut. Menurutku feel-nya berasa nonton Kimi to Boku tapi dengan cerita yang lebih kompleks, apalagi sama-sama menggunakan banyak insert song di dalam anime-nya. Dan sepertinya anime-nya mengadaptasi
keseluruhan cerita yang ada di manga sehingga kita tidak perlu mengkhawatirkan
adegan manga tidak ada di anime.
Betewe, selain diadaptasi ke dalam anime sebanyak 24 episode untuk
season 1 dan 12 episode untuk season 2 karya mangaka Chica Umino-sensei ini
juga diadaptasi ke dalam bentuk Live Action Movie, Live Action Drama Series,
dan bahkan juga ada versi drama Taiwan-nya. Dan aku belum nonton sama sekali Live Action Movie hingga dramanya. Entah kenapa aku ngerasa feel-nya akan jauh berbeda ketimbang dengan yang ada di anime ataupun di manga.
“I’ve been wondering
whether there’s any meaning to a failed love. Is something that will disappear
the same with something that has never existed? But there was a meaning right
here. I’m so glad that I fell in love with you.”
Akhir kata, jika ingin menonton tontonan yang bisa membawamu pada
berbagai macam perasaan dalam satu tontonan Hachimitsu to Clover atau Honey and
Clover jawabannya. Terutama ini anime amat sangat cocok ditonton oleh Mahasiswa yang merasa bingung apa yang akan kamu lakukan setelah lulus nanti. Dan setelah selesai menamatkan series-nya ada perasaan
seperti, “Ahh…kehidupan memang tidak selamanya indah, ada saat dimana kau harus
merasakan yang namanya pahit dalam menjalaninya tapi itu tidak harus menjadikan
dirimu menyerah. Jalani kehidupanmu yang saat ini penuh syukur karena suatu
saat kau akan merasakan betapa indahnya hidup ini di waktu yang tepat.”
Terima
kasih telah bersedia meluangkan waktu membaca postingan ini. Sampai jumpa di
postingan berikutnya yang entah kapan
bisa terealisasi. Hahay.
Sources :
MyAnimeList and Wikipedia