Jumat, 18 Mei 2012

, ,

[Trans/Info] Pesan Resmi dari The Boss di Homepage Jepang


Ini adalah pesan resmi dari Homepage Sony dan Mobile Web DATV di Jepang

Untuk semua penggemar kami
Kami benar - benar minta maaf karena telah membuat kalian khawatir
Dan kami menghargai begitu banyak pesan yang ditujukan pada kami
Kami latihan dance dan bernyanyi di Korea untuk promosi
Kami akan kembali (ke Jepang) untuk menemui kalian di musim semi
Tolong tunggulah beberapa saat lagi
Kami berjanji dan terus berusaha menjadi The Boss yang lebih baik untuk para penggemar
Tolong dukunglah kami,
Aku mencintai kalian
The BOSS

Credits :

Credit:Sony HP/DATV mobile  
translater: jyunkei@stardustboss
For the english and Japanese Translations you can see it in Stardustboss
Indonesian Translation : FaridaMutia0628




Continue reading [Trans/Info] Pesan Resmi dari The Boss di Homepage Jepang
, , ,

[INFO] DGNA Memulai untuk Memulai Kembali Aktivitas Mereka di Jepang Tanggal 19


DGNA akan memulai  mempromosikan OST untuk film "AiOre" pada tanggal 19 yang mana disitu salah satu member DGNA yaitu Karam berperan sebagai pemeran utama. Dalam film itu Karam diceritakan sebagai seorang siswa di sebuah sekolah khusus anak laki-laki di mana disana ia selalu dipanggil sebagai "putri" karena memiliki wajah dan penampilan yang imut tidak seperti remaja laki - laki kebanyakan.

Agensi Jepang mereka Digital Adventur mengatakan "Untuk lagu utama di film ini kami memilih dibawakan oleh DGNA sendiri, hal ini memberikan harapan yang tinggi dari kedua fans dan juga orang-orang yang ada di industri perfilman."

DGNA akan mempersiapkan single baru mereka selama bulan Juli dan single album direncanakan akan dirilis di Jepang pada tanggal 6 Agustus mendatang.



Credits:

Source: k-poplove.com
Translator: Yejunnie @ twitter
English Translations taken from Stardustboss
Indonesian Translation by FaridaMutia0628
Continue reading [INFO] DGNA Memulai untuk Memulai Kembali Aktivitas Mereka di Jepang Tanggal 19
, , , , , , , ,

[Trans Kor/Eng/Jap/Indo ] The Boss Member's Tweets 2012.05.18

Good night MASTERs~
Long time no see :)
Today is The Best day ever right? 
Haha~ Our beloved princes The Boss finally tweets something at the same times.
How happy I am. I was crying when I know that >.< 
Okey, right now I want to share their tweets.
Let's check this out -->

Mika's Tweet 


English Translations

"I apologize that we did not tweet any news. All of us, daeguknamah, are doing well! We will give much effort in the future to bring you good news."

Japanese Translations

(ミカ意訳) 永らく皆さんに何のお知らせも差し上げられなかったこと謝罪申し上げます。私をはじめとして五人の大国男児は元気に過ごしています!今後良いお知らせが伝えられるように、より一層努力します。

Indonesian Translations

"Saya memohon maaf karena kami tidak mengetweets berita apapun. Kami semua, daeguknamah baik - baik saja! Kami berusaha akan memberikan kepada kalian berita - berita baik kedepannya."


Karam's Tweets


English Translations

"It’s been such a long time everybody^^ I’m sorry I had you worry for this period of time. After going through all these obstacles, the BOSS was able to become a stronger and mature. More than anything we were able to recall our dream and promise of sticking together that we made before we debuted. Even though there were many bad events going on, we were able to stay strong because of everybody who supported us^^ I respect and love all of you for cheering us on and loving us♥"

Japanese Translations

(カラム意訳)皆さんとても久しぶりです^^心配させてすみません。あれこれとありながら私たち大国男児がより一層、結束し成長したグループになりまし た。お互いを大切にする心もより一層大きくなり、何より持っている夢は1つなので最後まで一緒に行こうと約束したデビュー前の心をもう一度大きく再確認し てお互いを大切にする心も知りました。たとえ今回と同じ良くないことがあっても皆さんのように応援して下さる方々がいるので、しょげないでより一層頑張る ことができました^^私たちを大切にし愛して応援して下さる方々を本当に尊敬し愛しています♡

Indonesian Translations

"Semuanya, ini sudah lama sekali yah^^ Saya meminta maaf karena telah membuat kalian khawatir beberapa waktu ini. Setelah semua rintangan yang telah terkajadi, The Boss akhirnya bisa menjadi jauh lebih kuat dan lebih dewasa. Lebih dari segalanya kita bisa mengingat kembali mimpi kita dan janji kita yang telah kita buat bersama - sama sebelum kita debut. Meski ada begitu banyak peristiwa yang telah terjadi, kita akan tetap kuat karena semua orang (esp. Masters) yang selalu mendukung kami. Aku menghormati dan mencintai kalian yang telah menyemangati kami dan mencintai kami♥"


Hyunmin's Tweet


English Translations

"Masters!! First, sorry that we made you worry. I missed you very very much and I want to see you soon.I’m sorry to made you worry my master^^*!!!! I will tweet often in the future !oh, and I love you forever."

Japanese Translations

(ヒョンミン意訳)Master皆さん!!まず心配かけて申し訳ありません。とてもとても会いたかったし、はやく会いたいですね。心配かけてごめんなさい御主人様^^* !!!!これからはしばしばtweetします! あ、そしてこれからも愛しています。

Indonesian Translations

"Masters!!" Pertama - tama, maaf karena telah membuat kalian khawatir. Aku sangat sangat sangat merindukan kalian dan aku ingin segera menemui kalian. Aku meminta maaf karena telah membuat kalian khwatir Masterku^^*!!!! Aku akan mengetweet sesering mungkin kedepannya! Oh, dan aku mencintai kalian selamanya."


Injun's Tweets


English Translations

"Guys, really really long time no see!!!You worried a lot right ㅠㅠ I missed you so much!!!!!!! I’m sorry we made you worry and did not bring you any news!!From now on I will tweet as much as I did before!"

Japanese Translations

(インジュン意訳)皆さんとても久しぶりです!!!!たくさん心配されたでしょうㅠㅠㅠ本当に会いたかったです!!!!!!!心配かけて申し訳ないし、tweetも残せなくて申し訳ない!!これからは前のように頻繁にtweet残します!

Indonesian Translations

"Kawan - kawan, benar - benar sudah lama tidak bertemu!!! Kalian begitu khwatir khan ㅠㅠ Aku benar - benar mencintai kalian!!!! Aku meminta maaf karena telah membuat kalian khawatir dan tidak memberikan kalian kabar apapun!! Dari sekarang aku akan mengetweet sebanyak apa yang telah aku lakukan sebelumnya!"


Jay's Tweet


English Translations

"It’s been a long time I tweet in korean~^^ The time passed too fast.. You know that we still miss you right^^?Thank you for your support and love."

Japanese Translations

(JAY意訳)本当に久しぶりに皆さんにハングル上げようと思う~^^時間がとてもはやく流れるようですね..いつも皆さんと会いたい気持ちは変わりないということ、ご存知でしょう^^?いつも応援してくださり、愛してくださる皆さん、ありがとうございます。

Indonesian Translations

"Sudah begitu lama aku mengetweet dalam bahasa korea~^^ Waktu telah berlalu begitu cepat.. Kalian tau bahwa kami sangat merindukan kalian bukan^^? Terima kasih untuk dukungan dan cinta kalian."


So HAPPY when we know that they're FINE, right? I'm so Happy :)
Okey, my soul already back~ lalalalala~


Sources : 

Translator KR-ENG: Jiyoung @ StardustBoss | MyHankoko @ StardustBoss
Translator KR-JAP: dna_cheer @ twitter
Credits: Mika, Karam, Hyunmin, Injun and Jay´s twitter







Continue reading [Trans Kor/Eng/Jap/Indo ] The Boss Member's Tweets 2012.05.18

Kamis, 17 Mei 2012

,

[FanFiction] Paper Birds "Epilog"

5 Tahun Kemudian…

“Dear Park Hyun Ra,
Mungkin saat kau menerima ini aku sudah tak berada disisimu lagi.
Maafkan aku karena tak bisa menepati janjiku untuk memberikan 1000 burung kertas kepadamu.
Maafkan aku karena tak bisa menemanimu melihat bulan yang indah lagi.
Maaf.  Rupanya Tuhan telah memintaku untuk menemani Eomma di langit sana.
Burung kertas itu walaupun harapannya tak terbalas,
Namun keikhlasan dan kasih sayangmu tersampaikan untukku
Kumohon jika aku sudah tak ada disini tetaplah melangkah dengan senyummu sampai kapanpun
Terima kasih untuk semua kenangan yang kau berikan untukku. Itu sangat berharga bagiku.
Good bye Park Hyun Ra :”) ”

“Ps: Hyun Ra Park, Saranghamnida”

                Air mata Hyun Ra menitik untuk kesekian kali saat membaca pesan itu. Yah, itulah pesan terakhir yang Jihwan berikan padanya. Burung kertas yang dulu diberikannya pada Jihwan rupanya dia kembalikan lagi padanya dalam bentuk pesan yang tersembunyi dalam lipatannya. Yang membuat hati Hyun Ra sakit adalah kata terakhir yang Jihwan tulis dalam pesannya.
                “Hyun Ra Park, Saranghamnida
                Hyun Ra tertawa kaku begitu membacanya, namun air matanya masih belum berhenti mengaliri wajahnya. Tubuhnya mendadak bergetar. Bahkan meskipun dia sudah membacanya berkali – kali sekalipun tapi entah kenapa rasa sakit itu masih belum hilang dari hatinya.  Yah, kata terakhir yang sangat ingin Jihwan ungkapkan padanya jikalau nanti operasinya berhasil.
Kata terakhir yang secara tidak langsung merupakan sebuah janji Jihwan kepadanya jika dia mampu menjalani operasinya dulu. Kata terakhir yang mungkin merupakan awal dari sebuah harapan. Namun ternyata semua itu hanya berupa kata yang tertulis kaku dan tersembunyi dalam kertas yang berbentuk burung itu. Tanpa pernah bisa Jihwan ucapkan langsung pada Hyun Ra. Tanpa pernah bisa Jihwan ungkapkan semuanya pada Hyun Ra. Tapi bagi Hyun Ra itu sudah cukup. Dia tidak ingin apapun lagi.
Hyun Ra memejamkan matanya.  Berusaha menenangkan hatinya itu. Walau lima tahun itu sudah berlalu namun semua kenangan itu terasa masih begitu hangat di hati Hyun Ra. Hyun Ra menghembuskan nafas perlahan, wajahnya mendongak keatas. Dia lalu membuka matanya. Di saat yang bersamaan sebuah burung kertas mendarat di atas wajahnya.
Hyun Ra terkejut, dia lalu mengambil burung kertas itu dan menatapnya dengan seksama. Dirabanya burung kertas yang asal usulnyapun bahkan tak Hyun Ra ketahui. Entah karena alasan apa Hyun Ra secara tiba – tiba membuka lipatan burung kertas itu hingga berbentuk kertas persegi. Mata Hyun Ra membulat dan mulutnya setengah menganga begitu melihat sesuatu yang tertulis di dalamnya. Kemudian selang beberapa detik kemudian dia tersenyum getir.

“Hwaiting !! J

‘Apa kau memperhatikanku dari sana, Jihwan? Apa kau selalu melihat selama lima tahun ini?’
Hyun Ra menatap keatas, matanya menerawang namun senyumnya tak berhenti merekah. Hyun Ra lalu melipat kembali kertas itu menjadi berbentuk burung kembali dan memasukkannya kedalam tasnya. Diambilnya kertas persegi dari dalam tasnya, dia lalu menuliskan sesuatu didalamnya.

Always. I miss you.”

 Kemudian setelah selesai Hyun Ra melipatnya menjadi bentuk Burung Kertas. Di letakkannya burung kertas itu di pinggir lapangan. Hyun Ra melangkahkan kakinya meninggalkan lapangan basket indoor itu dengan langkah percaya diri. Sayup – sayup bisa Hyun Ra rasakan sebuah angin lembut menerpa wajahnya. Yah, dia memang tak bisa berada disisinya lagi. Dia telah pergi menemani Tuhan dan akhirnya bisa bertemu kembali dengan Eommanya di sana. Namun dia tak pernah benar – benar pergi, karena bagaimanapun keadaannya dia masih tetap hidup di hatinya. Untuk selamanya.
               



--FIN--
Continue reading [FanFiction] Paper Birds "Epilog"
,

[FanFiction] Paper Birds "Last Part"


Finallllyyyy~ udah episode terakhir ajah xD
Hahaha~
Padahal dulu males banget buat ngelanjutin. Akhirnya setelah dipaksa nih FF selesai juga^^
Happy reading... 
Mian kalo jelek^^

“Jihwan.”
Jihwan menoleh, dilihatnya sosok itu sudah berdiri di depan pintu kamarnya sambil tersenyum. Hyun Ra berdiri tanpa skruk dan juga kursi rodanya lagi. Dia tersenyum melihatnya. Hyun Ra mendekati Jihwan perlahan walau kakinya masih terlihat bergetar, tapi dia sudah berusaha keras untuk berjalan.
“Kau lihat? Perlahan aku mulai bisa menggunakan kakiku.”
“Yah.” Jawab Jihwan singkat. Dia tersenyum dan membelai rambut Hyun Ra lama. Entah apa yang ada dipikirannya. Rasa takut mulai menyelimuti hatinya lagi. Takut jika perpisahan dengan raga dan jiwanya terjadi. Dia sungguh takut.
“Jihwan.”
Tak ada sahutan dari sang pemilik nama. Pikirannya malah melayang entah kemana sambil membelai rambut Hyun Ra.
“Jeon Jihwan!!” Hyun Ra sedikit meninggikan suaranya.
“Eh?” Pikiran Jihwan tiba – tiba menghilang. Dia menatap Hyun Ra yang memakai raut wajah bingung. “Mianhae.” Ucapnya pelan.
“Ulurkan tanganmu.” Pinta Hyun Ra kemudian yang disambut dengan  wajah bingung Jay.
“Mwo?”
“Ulurkan tanganmu sekarang!”
Jihwan menurut. Dia mengulurkan tangannya kepada Hyun Ra.
            “Pejamkan matamu.”
            “Hah? Baiklah.” Jihwan lalu memejamkan matanya. Entah apa yang ada di pikiran Hyun Ra. Entah apa yang ingin Hyun Ra lakukan padanya. Dia bahkan tak bisa memahaminya.
            “Buka matamu.”
             Jihwan membuka matanya, hal pertama yang dilihatnya adalah Hyun Ra yang tersenyum lalu pandangannya mengarah kepada sesuatu yang berada di telapak tangannya. Burung Kertas.
             “Setiap hari kau selalu memberikan itu kepadaku bahkan tanpa sedikitpun terlupa. Sekarang izinkan aku memberikannya juga padamu hari ini sebagai penyemangatmu yang sebentar lagi akan berjuang menghadapi meja operasi.  Mungkin jika burung kertas itu bisa membawa keajaiban untukmu. Kau ingat khan tentang semalam? Aku masih ingin lihat supermoon – supermoon lainnya bersamamu.”
                Jihwan sedikit bengong namun kemudian dia tersenyum menatap Hyun Ra dan juga burung kertas diatasnya telapak tangannya itu. Entah kenapa rasa takut itu menghilang tanpa dia sadari. Mungkin ini adalah awal dari sebuah keajaiban.
                “Gomawo Hyun Ra-ya.”
                “Ne. Kau harus berjuang. Percaya saja kalau nanti kita masih bisa bertemu lagi.”
                “Tentu, ini bukanlah sebuah akhir.”
                Jay tersenyum, wajahnya yang tampak sangat pucat dengan pipi yang tirus itu masih terlihat begitu tampan di mata Hyun Ra.
                “Jihwan, sudah waktunya.”
                Dokter Jeon dan beberapa perawat memasuki kamar instalasinya dan memasangkan beberapa alat medis kepada Jihwan. Jihwan terbaring dengan selang pernafasan yang menutupi mukanya. Sebelum dia akan dipindahkan ke ruang operasi Jihwan menatap wajah Hyun Ra sebentar.
                “Nanti saat operasiku berhasil aku ingin mengungkapkan sesuatu padamu.”
                Suara yang begitu samar, namun Hyun Ra masih mampu mendengarnya. Dia mengangguk pelan. Perlahan air mata Hyun Ra jatuh saat melihat wajah pucat Jihwan yang sudah menghilang dan dibawa ke ruang operasi.
                “Jihwannie, berjuanglah.”

@@@@@

                Hyun Ra, Hyun Chul dan Eommanya duduk cemas di depan ruangan operasi yang sedari tadi masih belum menunjukkan tanda – tanda akan terbukanya pintu yang tertutup kaku itu. Bahkan lampu peringatan yang berada di atas pintu ruang operasi masih berwarna merah. Ini sudah tiga jam lebih. Wajah Hyun Ra sedari tadi terlihat begitu cemas, pikirannya bahkan tidak menentu. Bahkan Eomma dan Hyun Chul Oppanya yang tidak begitu mengenal sosok seorang Jeon Jihwan saja juga sampai ikutan cemas mengenai kondisi Jay di dalam sana. Mereka berdua mungkin merasa berutang budi pada sosok Jihwan yang selama ini sudah membantu Hyun Ra untuk berubah sedikit demi sedikit itu.
                Lampu peringatan yang berwarna merah itu mendadak berubah menjadi hijau. Hyun Ra yang menyadarinya secara spontan langsung bangkit. Matanya lalu terpusat pada pintu ruang operasi yang terbuka itu. Dilihatnya Dokter Jeon atau Aboejinya Jihwan keluar pertama dari ruang operasi.  Wajahnya yang ditutupi dengan masker  berwarna putih pucat itu mendekati kami bertiga.
                “Dokter bagaimana operasinya? Berhasilkah?” Tanya Hyun Ra tanpa basa – basi. Jantungnya berdegup sangat kencang saat ini. Menunggu Dokter itu berbicara.
                Dokter Jeon mendesah pelan, dia membuka maskernya. Wajahnya terlihat jelas begitu murung. Dan melihat itu perasaan Hyun Ra mendadak mulai tidak enak. Tidak mungkin.
                “Park Hyun Ra…”
                Dokter Jeon mengulurkan tangannya yang diatasnya terdapat sebuah burung kertas yang Hyun Ra berikan kepada Jay sebelum operasi berlangsung.
                “Jihwan menitipkan ini padaku.”

-- END--

Ending jelasnya silahkan baca di Epilog :D
Hehe~
Continue reading [FanFiction] Paper Birds "Last Part"
,

[Fan Fiction] "PAPER BIRDS" Part 6

Hay~
Anyone miss me? *Plaakk
Okey sorry for long hiatus.. Today I want to share my next paper bird fanfiction :D
hehe~ Finally I finish it >o<


“Jihwannie <3”
Jihwan yang tampaknya sedang serius memperhatikan acara berita di televisi di atas tempat tidurnya menoleh kearah suara yang memanggilnya itu dan mendapati kepala Hyun Ra menyembul dari balik pintu kamar inapnya sambil tersenyum.
“Hyun Ra.. Kenapa hanya kepalamu yang muncul disitu? Masuklah.” Pinta Jihwan dengan suara parau yang heran melihat Hyun Ra tersenyum tak jelas di balik pintu.
“Ne…” Hyun Ra mengangguk dan membuka pintu kamar inap Jihwan perlahan.
Hyun Ra memegang kenop pintu erat dan melangkahkan kakinya yang kaku itu secara tertatih dan bergetar kearah ranjang tempat Jihwan tanpa memakai skruk ataupun kursi roda yang selama ini menemaninya.
Mata sipit milik Jihwan sedikit melebar begitu melihat Hyun Ra sedang menggerakkan kakinya untuk mendekatinya tanpa sedikitpun bantuan. Hyun Ra berjalan perlahan dan gemetaran. Berusaha sekuat tenaga untuk bisa mendekati ranjang Jay menggunakan kakinya sendiri.
“Hyun Ra-ya~ Hwaiting.. Hwaiting..” Ucap Hyun Chul dengan semangat dari balik pintu kamar inap Jihwan yang terbuka. Hyun Chul mengepalkan kedua tangannya gemas sambil memperhatikan gerak – gerik adiknya itu untuk memasuki kamar inap Jihwan.
 “Hyu… Hyun Ra… Kau…” Suara Jihwan tercekat dan sepertinya dia masih belum mempercayai apa yang dilihatnya.

“Ahhh…” Tiba – tiba kaki kiri Hyun Ra kehilangan keseimbangan karena masih belum sepenuhnya bisa berjalan. Hyun Ra memejamkan matanya karena shock. Betapa bodohnya dia, bisa – bisanya dia gagal untuk berjalan mendekati Jihwan. Padahal dia sudah bertekad untuk menunjukkan hasil terapinya itu kepadanya. Tapi malah..
“Gwenchana?”
Hyun Ra membuka matanya dan mendapati wajah Jihwan sedikit berkerut karena khawatir akan keadaan Hyun Ra. Jihwan ternyata dengan sigap sudah meraih tubuhnya sebelum terjatuh. Seperti waktu Hyun Ra akan melompat dulu, Jihwan lah yang meraih tangannya.
“Gwenchana.” Hyun Ra menunduk. Merasa malu karena tak berhasil menghampiri Jihwan dengan baik. “Mianhae, padahal aku ingin menunjukkan padamu bahwa aku bisa berjalan sedikit. Tapi aku malah terjatuh begini.” Hyun Ra memanyunkan bibirnya kesal yang sontak membuat Jihwan tertawa.
“Gwenchana.. Itu sudah progress yang bagus. Aku senang melihatmu tadi bisa berjalan.”
Jay tersenyum dan mengacak – ngacak rambut Hyun Ra lembut yang kontan membuat pipi terasa panas.
“EHEM.”
Suara deheman Hyun Chul menyadarkan mereka berdua jika sang Oppa tercinta Hyun Ra ternyata ada disana.
“Eh? Oppa~ Hehe..” Hyun Ra hanya bisa nyengir kaku saat sadar jika dia nyuekin Oppanya itu.
“Kalian berdua itu yah.. Aku keluar dulu. Kalau sudah kau panggil aku Hyun Ra-ya dank au Jeon Jihwan cepat sembuh.” Kata Hyun Chul sembari keluar.
“Gamsa Hyun Chul Hyung.”
Mereka berdua kini hanya berdua di kamar inap Jihwan. Jihwan sekarang sudah dipindahkan dari ruangan isolasi ke kamar inap miliknya. Saat ini kondisi Jihwan terlihat sedikit membaik. Walaupun sedikit membaik namun Hyun Ra bisa melihat muka pucat dan pipi Jihwan yang semakin tirus dan juga badan Jihwan yang tambah kurus saja. Jihwan juga masih memakai kupluk merah khasnya itu di kepalanya. Dan juga masih banyak selang yang menancap di tubuhnya.
“Ah iyah, aku lupa sesuatu.”
Jihwan mengambil sesuatu dari laci mejanya yang berada di dekatnya dan memberikan Hyun Ra lambang semangatnya seperti biasa.
“Bahkan di saat seperti inipun kau tak berhenti memberiku burung kertas ini.”
“Aku tak akan mengingkari janji yang aku buat sejak awal.” Ucap Jihwan tersenyum sambil melihat sesuatu di televisi. “Hyun Ra…”
“Heum…” Hyun Ra mengalihkan pandangannya dan menatap wajah Jihwan.
“Aboeji bilang besok aku akan dioperasi. Ada seseorang yang ternyata cocok dengan sumsum tulang belakang seperti milikku. Dan dia bersedia mendonorkannya untukku.” Kata Jihwan dengan tatapan lembutnya.
“Mwoya? Jinjjja??” Wajah Hyun Ra terlihat begitu kaget kemudian sepersekian detik kemudian dia tersenyum dan memeluk Jihwan yang terbaring di tempat tidur. “Syukurlah.. Itu berarti kau akan segera sembuh khan?” Hyun Ra menatap wajah Jihwan yang tersenyum samar dan mengangguk perlahan. Tiba – tiba air mata Hyun Ra keluar lagi.
“Hyun Ra-ya…” Suara Jihwan tercekat begitu melihat air mata Hyun Ra.
Hyun Ra menunduk, kemudian dia mendongakkan wajahnya kearah Jihwan. Dia mendekati wajahnya pada Jihwan dan dengan cepat dia mengecup pipinya.
“Eh?” Jihwan meraba pipinya. Tiba – tiba pipinya terasa begitu panas. Sentuhan lembut dari bibir Hyun Ra menyentuh pipinya. Ada rasa bergejolak yang merasuk di hatinya.
 Hyun Ra menunduk malu setelah melakukannya, pipinya juga terasa panas saat melakukan hal bodoh tadi. Hyun menatap Jihwan yang masih memegangi pipinya itu.
“Mianhae, aku.. aku terlalu senang mendengarnya. Aku begitu senang sekali hingga aku tak sadar telah melakukan hal itu. Aku senang…..” Air mata Hyun Ra mengalir lagi. Entah sudah berapa kali dia menangis. Dia terlihat begitu cengeng dihadapan Jay.
Jihwan menatap Hyun Ra. Dia mendekatkan wajahnya pada  Hyun Ra dan mengecup kening Hyun Ra lembut. Kemudian dengan kedua jempolnya dia menghapus air mata Hyun Ra.
“Air mata ini.. aku terlalu sering melihatnya. Entah sudah berapa kali kulihat itu. Tapi aku tak pernah bosan melihatnya. Karena kau hanya memperlihatkannya padaku. Aku suka.” Jihwan membelai rambut Hyun Ra lembut. “Hyun Ra, terima kasih atas semuanya.”
“Heuh? Terima kasih?” Tanya Hyun Ra bingung.
Jihwan mengangguk, “Hari ini aku senang melihatmu bisa melangkahkan kakimu itu. Aku senang. Terima kasih karena kau tunjukkan semuanya kepadaku. Aku punya sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu.”
“Sesuatu? Apa?”
Jihwan menatap Hyun Ra penuh arti, kemudian tatapannya dialihkan kearah layar televisi yang sedang dilihatnya.
“Nanti kau juga akan tau.” Kata Jay sambil tersenyum penuh arti.
“Hah??”

@@@@@

Tengah malam…
“Hyun Ra-ya…” Bisik Jihwan sembari mengetuk pintu kamar inap Hyun Ra.
Hyun Ra yang sedang terlelap tidur terbangun begitu mendengar suara Jihwan yang sedang mengetuk pintu kamarnya. Setengah sadar dia mengambil skruk disebelah tempat tidurnya. Dengan langkah tersaruk dia membuka pintunya dan mendapati Jihwan sudah berdiri di depan pintu dengan wajah tersenyum.
“Jihwan? Ada apa?” Kesadaran Hyun Ra langsung normal begitu melihat wajah itu. Wajah seseorang yang kini tak pernah lepas dari otaknya.
Jihwan tak menjawab pertanyaan Hyun Ra, dia hanya membalas tersenyum. Dan nyengir tak jelas.
“Tadi aku bilang aku akan menunjukkan sesuatu padamu. Apa kau lupa?”
“Sesuatu? Heum..” Hyun Ra mulai mengingat kejadian tadi saat berada di kamar Jihwan. “Ah iyah, aku ingat. Kau akan menunjukkan sesuatu padaku.” Kata Hyun Ra senang.
“Iyah. Aku ingin menunjukkannya sekarang.”
“Sekarang? Tengah malam begini?”
“Iyah. Maukah ikut bersamaku?” Jihwan mengulurkan tangannya kepada Hyun Ra.
“Tapi, bukan kah besok kau akan melakukan operasi. Bukankah seharusnya kau istirahat? Kenapa harus tengah malam seperti ini?” Tanya Hyun Ra ragu.
“Aku tau dan aku tak perduli. Kau tau, aku takut tak bisa menunjukkannya lagi  padamu kalau tidak sekarang.”
“Apa yang kau katakan? Kau ngelantur. Aku tak kau mengatakannya lagi. Baiklah. Aku akan ikut.” Hyun Ra mengalah yang akhirnya  menyambut tangan Jihwan  dan mereka berdua pergi bersama ke tempat yang ingin ditunjukkan Jihwan padanya.

@@@@@

“Bisa? Sedikit lagi Hyun Ra.” Jihwan meraih tangan Hyun Ra kuat karena Hyun Ra dengan sekuat tenaga telah menaiki tangga hanya dengan kakinya sendiri. Dia menolak untuk memakai skruk untuk bisa sampai ketempat yang ingin Jihwan tunjukkan padanya.
 “Heuh.. Heuh..” Tubuh Hyun Ra bergetar hebat. Rasanya kedua kakinya tidak mau berkompromi dengannya kali ini. ‘dasar sial.’ Rutuknya dalam hati. Nafas Hyun Ra juga memburu karena kelelahan. “ Ini sudah di atap rumah sakit khan?” Tanya Hyun Ra yang masih menunduk dengan nafas terengah – engah.
“Ne, ini sudah di atap. Angkatlah kepalamu, kau harus melihatnya.”
Hyun Ra yang masih sedikit kelelahan dengan kepala berat akhirnya mengangkat kepalanya. Dia mengikuti apa yang Jihwan pinta padanya. Kemudian mata Hyun Ra terbelalak begitu melihat sesuatu di atas sana. Dia melihat bulan purnama yang begitu besar dari biasanya. Cahayanya juga jauh lebih terang dan indah. Hyun Ra terpana melihatnya.
“I, Indah sekali.” Kata Hyun Ra tercekat saat dia mulai bisa mengatur nafasnya.
“Namanya Supermoon atau lunar perigee. Dalam keadaan seperti ini bulan akan nampak jauh lebih cantik dan besar dari biasanya dikarenakan jarak bulan dan planet bumi begitu dekat. Dan untunglah mala mini bertepatan dengan fenomena langka seperti ini. Jarang – jarang hal ini terjadi makanya aku ingin menunjukkannya padamu saat ini juga.”
“Rasanya Bulan terasa begitu dekat.”
“Yah, seolah – olah kita mampu menggapainya khan?” Jihwan mengangkat tangan kanannya dan beranggapan kalau dia mampu menggapai bulan yang begitu besar itu.
“Iyah, aku merasa aku mampu menggapai bulan itu.” Hyun Ra juga mengikuti Jihwan dengan mengangkat tangannya dan berusaha menggapai sang bulan. “Terima kasih, ini begitu indah.” Ucap Hyun Ra kemudian tanpa melepas pandangannya sedikitpun pada bulan super itu.
“Sama – sama.” Balas Jihwan dengan tatapan masih tertuju pada supermoon.
Tatapan mereka berdua tak terlepas dari supermoon. Mereka begitu mengagumi fenomena langka yang Tuhan ciptakan itu dengan rasa syukur yang tiada tara. Tiba – tiba..
“Urghhh….”
Suara erangan Jihwan membuat Hyun Ra berhenti menatap keanggunan supermoon. Dia melihat Jihwan yang berada disampingnya memegang dadanya kuat – kuat menahan rasa sakit yang tiba – tiba datang menyerangnya.
‘sial.’ Rutuk Jihwan dalam hati.
“Jihwannie, gwenchana?” Tanya Hyun Ra panic. Dia merengkuh tubuh Jihwan.
“Gwenchana Hyun Ra.. Gwenchana..” Dia berusaha untuk tersenyum. Namun rasanya kanker di tubuhnya itu malah membuatnya sulit untuk tersenyum.
“Jihwaannn..” Suara Hyun Ra parau. Matanya perih, sepertinya sebentar lagi air matanya akan keluar lagi.
“Aku tak apa – apa Hyun Ra..” Jihwan bersandar pada bahu Hyun Ra, keringat dingin sudah membasahinya. Sakit sekali.. rasanya sangat sakit. Jihwan mencengkram kuat – kuat dadanya.
“Kita harus kembali ke kamar. Aku tak ingin terjadi sesuatu padamu. Apa perlu aku panggilkan suster yang berjaga?” Tanya Hyun Ra dengan pikkiran kalut.
“Tidak.. tidak perlu.. hah.. hah.. hah..” Jihwan menggenggam tangan Hyun Ra kuat. Berusaha untuk menahan Hyun Ra. “A..ku.. masih ingin disini bersamamu.. aku.. masih ingin menikmati keindahan supermoon ini bersamamu..”
“Tapi….”
“Aku mohon Hyun Ra. Aku takut ini malam yang terakhir kalinya kita seperti ini. Aku takut jika keesokan harinya aku tak bisa bersamamu lagi. Maka dari itu.. aku ingin.. aku ingin disini.. bersamamu lebih lama lagi.. aku mohon….”
Hyun Ra diam, dia tak mampu mengatakan apa – apa lagi untuk saat ini. Hatinya terasa begitu perih. Hyun Ra tak menyangka jika selama ini Jihwan sanggup menyembunyikan rasa sakitnya dari dirinya. Jihwan mampu menyembunyikan semuanya dengan sangat rapi dan bersikap seolah tidak terjadi apa – apa dengannya. Sosoknya yang terlihat rapuh saat ini sesungguhnya begitu kuat.
“Kau tau kenapa aku memakai kupluk merah ini?”
“Kau menutupi kepalamu yang sekarang hanya tersisa beberapa helai rambut khan?”
Jihwan tersenyum samar, “Yah, kau memang benar. Aku menyembunyikannya agar aku terlihat sehat dan baik – baik saja. Dan juga.. kupluk merah ini adalah hadiah yang Eomma berikan padaku sebelum dia pergi. Makanya aku sangat menyukainya. Ibuku jugalah yang mengilhami aku mengenai mitos burung kertas.” Jelas Jihwan yang sekarang sudah mulai terlihat sedikit membaik.
“Kau merindukan Eommamu?”
“Rindu sekali, rasanya aku ingin cepat – cepat menemuinya di atas sana.” Kata Jihwan sambil menatap langit yang dihiasi oleh supermoon.
“Kau bisa menemuinya nanti. Saat Tuhan membawamu kesana. Besok kau harus berjuang. Besok aku ingin kita bisa melihat supermoon lagi.”
“Hey, supermoon hanya terjadi hari ini.” ledek Jihwan pelan.
“Aku tak perduli mau ada supermoon atau tidak, yang terpenting aku bisa melihat malam yang seperti ini bersamamu lagi.”
Jihwan tersenyum samar, dia menggenggam tangan Hyun Ra lembut. Matanya menerawang menatap supermoon diatas sana. Entah apa yang ada dipikirannya saat ini. Perasaannya saat ini terasa campur aduk. Namun apapun kenyataan yang akan terjadi besok Jihwan berharap semoga apa yang mereka berdua harapkan akan terjadi.
“Hyun Ra…”
Jihwan mendadak memeluk Hyun Ra erat namun terkesan begitu lembut. Hyun Ra yang menyadari itu membalas pelukan Jihwan. Hyun Ra bisa merasakan hangat tubuh milik Jihwan, Hyun Ra bisa merasakan desahan nafas berat milik Jihwan, Hyun Ra juga bisa merasakan detakan jantung Jihwan yang tak menentu.
‘Jihwanniee, berjuanglah untuk hari esok.’

--To be Continued--

Continue reading [Fan Fiction] "PAPER BIRDS" Part 6

Jumat, 11 Mei 2012

Rabu, 09 Mei 2012

, ,

[IndoTrans dan Foto] Mika Bersama Fukuyama Seiji

Teman Koreaku..

Ada alasan lain 
kenapa aku datang ke Korea kali ini
Itu untuk bertemu dengan temanku yang sekarang berada di Korea!
Jadi, biarkan aku memperkenalkan dirinya


Dari sebuah grup Korea yang bernama THE BOSS,
Yang juga aktif di Jepang.
Dialah Mika
Kami benar - benar teman baik!
Aku juga berhubungan baik dengan semua anggota The Boss, tapi
mereka semua telah kembali ke negara asal mereka yang jauh di Korea, jadinya aku tidak bisa menemui mereka.
Tapi karena aku bisa menemui Mika, aku senang.
(tertawa)
Kami pergi keluar untuk makan


Dari kanan :
Mika
Teman Mika, LeeU
Seiji
Yuuki
Kami dikenalkan pada sebuah restoran dengan menu samgyeopsal yang enak, jadi kami makan banyak disana!
Terakhir kami berfoto didepan restoran. 


Kami semua kenyang.
Kami juga pergi ke banyak tempat yang berbeda juga.
Korea sangat menyenangkan.
Aku akan menulis lagi nanti.
Ciao

Sources : Stardustboss.net | lijenkonvalj@tumblr+fukuyama-sd@ameblo.jp

Continue reading [IndoTrans dan Foto] Mika Bersama Fukuyama Seiji

Rabu, 02 Mei 2012

, , , , , , ,

[PHOTO SCANS] Daikoku Danji at K-Rush Vol.4 Magazine 2012.04.24

Konichiwa Minna-San >o<
Gomenne for long time hiatus. Anyone miss me? ._. *silence
Okey, forget it right? :)
Today I wanna share about photo scans from our beloved Daikoku Danji^^
Let's check this out -->







                                                    











Sources : Sunflower-Suzu@Tumblr | Stardustboss
Shared by : Farida-Mutia0628@blogspot

Continue reading [PHOTO SCANS] Daikoku Danji at K-Rush Vol.4 Magazine 2012.04.24