Jumat, 13 Maret 2015

,

Aku merindukanmu, Otou-san

Pada hari Jum'at tanggal 17 Januari 2014 adalah hari yang tak akan pernah aku lupakan seumur hidupku. Hari dimana sosok lelaki yang paling aku sayangi di dunia ini telah meninggalkanku secara mendadak. Aku tak akan pernah melupakannya kala bendera hijau bertuliskan arab "innalillahiwainnailaihirajiun" berkibar di pagar rumahku, aku tidak akan pernah melupakan kala dirimu telah terbujur kaku dalam keranda di teras rumah. Hatiku benar-benar hancur, aku tidak bisa menerima keputusan tuhanku (ALLAH S.W.T) mengambil penyangga hidupku itu. 

Aku masih ingat kejadian itu, saat itu aku sedang menjalankan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di daerah Sampang desa Sokobanah Daya. Kala itu, saat aku menyelesaikan waktu subuhku entah kenapa perasaanku seolah - olah begitu merindukan keluargaku yang berada di Pamekasan. Akupun membuat semacam postingan di Line dengan tulisan, "Otou-san, Okaa-san, Imouto-chan aitakatta." dan sepertinya itu sebuah firasat bahwa hari itu adalah hari yang tak akan pernah aku lupakan seumur hidupku. Pagi hari, tepatnya pukul 08.30 wib aku mendapatkan sebuah telepon dari saudara sepupuku. Mengatakan bahwa aku harus segera pulang ke Pamekasan dan akan dijemput. Aku tak tau alasan sebenarnya yang terjadi, dia hanya mengatakan bahwa Bapakku sakit dan ada di rumah sakit. Beliau ingin bertemu denganku. Perasaanku benar-benar tidak enak, pikiranku kacau tak karuan, aku menangis. Temanku yang selaku ketua kelompok mengizinkan aku untuk pulang setelah dia mendapatkan telepon dari sepupuku. Sepertinya mereka tau apa yang terjadi namun sengaja untuk tidak memberitahukannya dikarenakan memikirkan keadaanku yang sangat kacau. Akupun pulang bersama salah seorang saudaraku dan teman kerja Bapakku. Di perjalanan pikiranku sama sekali tidak tenang, aku memikirkan keadaan Bapakku. Membayangkan saat aku sampai di rumah sakit aku akan menangis di pelukannya dan memarahinya karena tidak menjaga kesehatannya. Aku pasti akan memarahinya. Begitulah pikiranku.

Namun keanehan mulai muncul saat mobil yang kukendarai tidak melaju ke arah jalan rumah sakit tapi melaju ke arah jalan rumahku. Pikiran jelek mulai menghantuiku, dan kala melihat kerumunan orang yang berada di rumahku aku tidak bisa menahan semuanya. 'Ini tidak mungkin. Ini tidak mungkin.' gumamku dalam keadaan setengah tak percaya. Pertahanankupun runtuh seketika. Aku meraung-raung layaknya orang gila melihat sebuah keranda berada di teras rumahku. Berharap apa yang terjadi pada hari itu hanyalah sebuah mimpi belaka. Beliau tidak bisa meninggalkan aku yang selangkah lagi mampu membuatnya bangga dengan menepati salah satu janjiku. Aku masih mengingat jelas seminggu yang lalu sebelum kejadian beliau dan keluargaku datang ke tempat KKN untuk menjengukku, membawakan semua yang aku pinta dan beliau berjanji untuk mengunjungiku kembali di minggu berikutnya. Namun janji itu tak pernah bisa beliau tepati, beliau pergi meninggalkanku kala aku masih haus akan kasih sayangnya. Pesan terakhir yang dikirimkan semalam sebelum kepergiannya masih terasa hangat diingatakanku, mengatakan 'apakah aku betah disana?' dan aku menjawabnya dengan pesan yang singkat pula. Aku juga ingat kala terakhir aku marah sama beliau, ngambek sama beliau karena keegoisanku dan sampai sekarang aku begitu menyesalinya karena aku tak sempat meminta maaf kepada beliau.

"Maafkan anakmu yang kurang ajar ini, Bapak. Maaf kalau selalu ngambek. Maaf kalau anakmu ini selalu bersikap egois dan tak pernah bisa memahami bahwa beban yang engkau pikul jauh lebih besar ketimbang diriku. Maaf kalau selama ini selalu membuatmu khawatir karena ketidakmandirianku. Maafkan aku, Bapak kalau aku masih belum mampu memenuhi pintamu."

Andai waktu bisa kuputar kembali, andai aku tau bahwa pertemuanku dengan beliau adalah yang terakhir, akan kukatakan permohonan maafku. Namun kata maaf itu hanya bisa kuucapkan dalam do'aku. Aku merindukanmu, Pakk... Pahlawanku yang selalu setia menjadi teman kencanku di malam minggu, yang selalu setia menemaniku kemanapun, yang selalu berusaha memenuhi semua keinginanku yang egois, yang selalu memberikan lawakan garing dan terkadang membuatku malu sendiri. Aku merindukanmu...

Kini lebih dari setahun semenjak kepergian beliau, semua ingatanku tentang beliau masih terasa hangat. Aku tak akan pernah lupa semuanya. Aku tak akan pernah lupa pintanya kepadaku. Selamat jalan lelaki favoritku di dunia... Tenanglah engkau disana... Tenanglah engkau disisiNya... Janganlah engkau khawatirkan kami... Kami akan baik-baik saja walau kenyataannya kehidupan kami terasa berat begitu engkau tiada... Tidak apa-apa, karena aku tau ini adalah salah satu bentuk kasih sayangNya kepada kami :') Allah, tolong jaga beliau disana yah... Tolong sampaikan sejuta rinduku untuknya... :')

"In memoriam"
 Mujiono bin Kastubo ,ST., MT
Madiun, 10 Oktober 1960 - 17 Januari 2014
Celebrated my sister's 16th birthday with Otou-san to Okaa-san :')
October 1st 2012
Ahh, ini kue ultah pertamaku di umur 21 tahun.
Seumur hidup ini kue pertama yang beliau kasih untukku.
August 19th 2013

Mom's birthday on April 06th 2012

Continue reading Aku merindukanmu, Otou-san
, ,

[Manga and Anime Profile] Ao Haru Ride





Ao Haru Ride atau dalam bahasa inggrisnya disebut Blue Spring Ride adalah sebuah manga shoujo yang ditulis dan diilustrasikan oleh Sakisaka Io. Serialnya sendiri dimulai pada isu bulan Februari 2011 di Shueisha Bessatsu Margaret. Lalu pada Juli 2014 diadapatasi menjadi anime series yang diproduksi oleh Production I.G dan disutradarai oleh Ai Yoshimura. Sebuah Live Action juga dirilis pada tahun yang sama namun bulan yang berbeda, yaitu pada bulan Desember. 

-Sinopsis Cerita-
Bagi Yoshioka Futaba kehidupan semasa SMP-nya tidak begitu menyenangkan. Karena sifatnya yang feminim dan pemalu ternyata banyak sekali siswa cowok menyukainya, dan hal itulah yang membuat siswi-siswi cewek mengucilkannya karena iri padanya. Padahal sebenarnya Futaba antipati terhadap cowok karena sifat mereka yang cenderung berisik dan suka ribut. Satu-satunya cowok yang mampu menarik perhatiannya hanyalah Tanaka Kou. Cowok yang baginya terlihat begitu berbeda dengan yang lainnya. Namun sayangnya saat liburan musim panas di tahun pertama SMP-nya dia harus pindah sekolah dan sejak saat itu Futaba masih terus menyimpan perasaan sukanya tanpa pernah bisa dia ungkapkan. 
Menginjak bangku SMA dia berusaha untuk mengubah kepribadiannya, bersikap tomboi dan tidak memiliki sifat feminim sama sekali sehingga terkadang membuat siswa-siswa cowok yang awalnya mengaguminya akan berbalik menjadi ilfeel padanya. Dengan cara seperti inilah dia tidak akan lagi dikucilkan oleh siswi cewek karena perasaan iri seperti yang terjadi di masa SMP-nya. Saat dia mulai menikmati kehidupan SMA-nya dengan damai, dia bertemu kembali dengan Kou. Namun dia bukanlah Tanaka-kun yang dia kenal saat SMP dulu. Sosok Tanaka-kun yang ramah dan selalu tersenyum dulu kini sudah berganti dengan Mabuchi Kou yang dingin. 

-Pengenalan Tokoh-

Yoshioka Futaba 



Saat SMP dia menganggap semua cowok itu menyebalkan dan mengganggu, makanya tidak heran jika dia selalu berusaha untuk menjaga jarak dari mereka dan tidak terlibat dengan mereka semua. Namun diantara mereka yang menyebalkan hanya ada satu cowok yang menurutnya berbeda, dia bernama Tanaka Kou dan Futaba bertekad untuk tahu lebih banyak tentangnya. Mereka pernah berteduh di kuil berdua, tertangkap berdua saat bermain petak umpet, dan sebagainya. Pada suatu ketika Kou mengajak Futaba pergi ke festival bersama, namun sayangnya janji tinggallah janji karena ternyata saat liburan musim panas Kou pindah sekolah. 
Tiga tahun sejak kepindahan Kou, Futaba kini menjadi siswa SMA, dan disitulah dia bertekad untuk mengubah image-nya di SMP. Dia tidak menjadi feminim dan terkesan cewek yang serampangan dengan tujuan supaya siswa cowok tidak ada yang mendekatinya sehingga tidak membuat siswa cewek iri padanya seperti kejadian di SMP dulu. Pertemuannya kembali dengan cinta pertamanya yaitu. Tanaka Kou yang sekarang berganti nama menjadi Mabuchi Kou membuatnya senang. Namun tanpa dia sangka, Kou yang sekarang bukanlah Kou yang dulu. Walau setelah pertemuannya kembali membuat Futaba kesal dengan berbagai sikap Kou yang menyebalkan dan menganggap kalau dia tidak suka lagi dengannya, namun ternyata perhatian-perhatian kecil yang Kou berikan padanya tidak mampu membuatnya berbohong bahwa dia masih menyukai Kou. 

Mabuchi/Tanaka Kou



Saat SMP dia adalah cowok pemalu, dia suka tertawa dan tersenyum bersama teman - temannya dan sikapnya yang ramah tidak seperti siswa cowok lainnya yang berisik dan menyebalkan membuat Futaba menaruh perhatian besar padanya. Dia suka diam-diam memperhatikan Futaba dan saat pandangan mereka bertemu akan selalu memalingkan mukanya untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah. Pernah mengajak Futaba pergi ke festival musim panas bersama, namun Kou tidak bisa menepati janjinya karena kepindahannya yang mendadak.
Bertemu kembali dengan Futaba setelah 3 tahun berpisah, saat kelas 1 SMA dia berada di kelas unggulan dimana letak gedungnya berbeda dengan kelas reguler makanya tidak heran jika Futaba tidak menyadari jika Kou satu sekolah dengannya. Sifatnya benar-benar berubah dari Kou saat SMP. Kou yang sekarang terlihat begitu dingin dan matanya juga menyiratkan kesepian. Sebenarnya dia menyimpan rasa kehilangan yang teramat sangat saat ibunya meninggal, dan itu berdampak pada kondisi psikis Kou yang saat itu menyimpan penyesalan yang mendalam karena tidak bisa banyak menghabiskan waktu bersama ibunya. Meski begitu, tidak dipungkiri bahwa Kou masih menyimpan perasaan yang sama seperti Futaba walau dia jarang sekali menunjukkannya. 

Makita Yuuri




Dia begitu disanjung oleh siswa cowok karena sikapnya yang feminim dan wajahnya yang imut, tidak heran jika banyak siswi cewek yang menaruh rasa iri terhadapnya karenanya dan membuatnya diajuhi. Dia dianggap sebagai seorang yang pandai mencari-cari perhatian siswa cowok, padahal kenyataannya dia tidak seperti itu. Yuuri sangat pandai menyimpan perasaannya, dia sengaja melakukan kebohongan - kebohongan kecil (Ps. seperti akan makan siang bersama teman-temannya di atap dan sebagainya) kala banyak siswa cowok yang mendekatinya. Kenyataannya Yuuri tidak memiliki teman dan walau bagaimanapun keadaannya dia tetap tersenyum seolah tidak terjadi apa - apa. Saat Futaba menyangkal pendapat teman - temannya mengenai Yuuri, Yuuri sangat senang dengan pembelaan Futaba walau dengan konsekuensi bahwa Futaba harus kehilangan dua temannya itu. Dari situlah mereka berdua mulai akrab.
Saat kelas dua ternyata mereka satu kelas dan Yuuri juga menjadi salah satu petugas kelas seperti Futaba. Semenjak pelatihan untuk para petugas kelas diketahui bahwa Yuuri menyukai Kou dan itu sempat membuat perasaan Futaba bingung yang saat itu juga masih menyukai Kou. Takut kejadian semasa SMP terulang, dimana dia pernah dijauhi sahabatnya karena disangka menyukai gebetannya Futaba akhirnya berterus terang mengenai perasaannya kepada Yuuri dan keduanya berjanji untuk bertanding secara sportif demi mendapatkan cintanya Kou tanpa mengganggu persahabatan mereka. Pada akhirnya Yuuri harus kecewa karena cintanya ditolak oleh Kou.

Murao Shuuko



Kesan pertama tentang dirinya 'dingin'. Dia seolah tidak peduli dengan keadaan sekitarnya, tidak peduli jika dia tidak memiliki teman dan memang sengaja menjaga jarak dengan yang lain, dan dia tidak peduli dengan Kominato yang berusaha keras membuatnya menyukai kehidupan SMA-nya. Hingga pada saat memasuki tahun kedua di SMA dia mencalonkan diri sebagai salah satu petugas kelas yang memaksa dirinya, Kominato, Yuuri, Kou, dan juga Futaba harus mengikuti pelatihan kepemimpinan selama tiga hari dua malam. Diketahui juga alasan awal saat Murao mencalonkan diri karena Tanaka-sensei menjadi salah satu guru pembimbing dalam pelatihan. 
Setelah mengikuti pelatihan kepemimpinan bersama yang lain, Murao secara tidak langsung menjadi akrab dengan mereka. Terutama dengan Futaba dan juga Yuuri yang memaksanya ikut bersama mereka berdua untuk menjadi pendengar curhatan mereka mengenai Kou. Pada awalnya Murao terganggu dengan kehadiran mereka berdua, namun seiring berjalannya waktu akhirnya dia mulai membuka dirinya dan menjadi akrab. Murao pun bahkan mengaku kepada mereka berdua jika dia menyukai Tanaka-sensei. 

Kominato Aya



Ceria dan sangat spontan. Kominato terlihat tidak memiliki masalah dengan kehidupan sosialnya. Dia sangat terbuka, peduli, namun terkadang bodoh. Menyukai Murao sejak kelas satu dan sangat peduli dengannya yang cenderung cuek. Tidak begitu menyukai Tanaka-sensei yang dianggapnya sebagai rival. Menjadi dekat dengan Kou semenjak mereka sama - sama menjadi petugas kelas, walau pada awalnya Kominato tidak menyukainya karena Kou adalah adik dari Tanaka-sensei. 
Sikap peduli Kominato terhadap Kou lambat laun membuatnya sadar bahwa dia tidak sendiri, dia bisa berbagi beban kepada orang lain. Bahkan Kominato adalah orang yang pertama kali mengetahui bahwa selama ini Kou masih sangat menyukai Futaba dan berjanji untuk tidak mengatakannya kepada siapapun. 

Yoichi Tanaka



Kakak laki - laki Kou sekaligus seorang guru bahasa inggis di SMA tempat Kou bersekolah. Dia lebih tua delapan tahun dari Kou. Sikapnya yang ramah dan penyayang membuat Futaba tertarik padanya karena mengingatkannya pada Kou. Sempat salah paham akan kedekatan hubungannya dengan Kou yang tidak lain karena tidak tau bahwa mereka berdua adalah kakak beradik. Tanaka-sensei mengetahui bahwa Murao menyukainya namun dia selalu mengatakan padanya bahwa hubungan mereka tidak lebih dari sekedar hubungan murid dan guru saja.
Meski begitu, dia tidak segan - segan membantu Murao jika dibutuhkan dan bahagia saat bantuannya berguna. Dia menikmati sikap rivalitas Kominato terhadapnya karena Murao sangat menyukainya. Dia selalu memberikan saran kepada Futaba saat dia menghadapi masalah dengan Kou. Sebagai saudara tertua, Tanaka-sensei merasa bertanggung jawab atas perubahan sikap Kou yang dingin semenjak peninggalan ibunya dan dia juga merasa bahwa dia gagal menjadi seorang Kakak bagi Kou.

Kikuchi Touma



Sejak pertemuan yang 'memalukan' dengan Futaba di perpustakaan, dia memiliki kesan buruk terhadapnya. Namun kesan itu berubah sejak dia mengetahui bahwa betapa menyesalnya Futaba atas insiden tersebut. Kesungguhannya untuk memperbaiki kesalahpahaman tersebut, membuat Kou cemburu karena melihat perlakuan Kikuchi yang berlebihan terhadap Futaba. Teman - temannya memanggilnya "Goodie-Goodie" dan "Hasebe" karena sikapnya yang kaku dan jujur.
Touma memakai piercing di telinga kirinya. Touma menyukai Futaba karena sifatnya yang natural dan tidak dibuat - buat. Tak heran jika dia terkadang suka blushing saat melihat Futaba. Dia menyadari jika Futaba menyukai Kou namun meski begitu dia berusaha untuk mendukung Futaba dan melindunginya. Touma akhirnya menyatakan perasaannya dan meminta Futaba untuk berpacaran dengannya. 

Narumi Yui



Teman SMP Kou saat Kou bersekolah di Nagasaki. Kou dan Narumi menjadi akrab saat pertemuan mereka di rumah sakit, dimana saat itu ayah Narumi dan Ibunya dirawat di rumah sakit yang sama. Kematian ayahnya membuat Narumi terpukul. Karena Kou sama - sama pernah mengalami hal yang sama dengan Narumi maka dia memutuskan untuk berada di sisinya dengan konsekuensi dia tidak bisa menerima perasaan Futaba. 
Saat festival kebudayaan sekolah Kou, Narumi datang mengunjunginya dan itu membuat Futaba cemburu. Diketahui juga bahwa Narumi pernah mencium Kou dan saat Futaba menanyakan hal itu kepada Kou dia sama sekali tidak menyangkalnya. Narumi mengatakan bahwa dia lebih memahami Kou ketimbang dirinya, dan dia tidak mengerti mengapa Kou tidak bisa membalas perasaannya. Kou mengaku bahwa dia masih menyukai Futaba dan dia tidak bisa bersama Narumi. Narumi berusaha untuk memahami keputusan Kou walau sebenarnya dia sama sekali tidak menginginkannya.

-Kesan mengenai Ao Haru Ride
Jujur aja awal tau Ao Haru Ride gara - gara nonton anime-nya, begitu selesai nonton sampe episode 3 aku penasaran sama jalan ceritanya dan tidak bisa menunggu episode berikutnya. Akhirnya aku memutuskan untuk membaca manga-nya. Kesan baca manga-nya aku gak bisa berhenti baca karena ceritanya yang menarik dan aku suka gemes sama sikap Kou ke Futaba. Rasanya Futaba suka diPHP-in sama Kou >.< 
Aku akui ini cerita tipikal shoujo banget, tapi gak tau kenapa aku suka. Tiap - tiap karakternya sangat menarik dan bisa dibilang Ao Haru Ride bagus karena penggambaran karakternya yang kuat. Saat baca chapter menuju ending plotnya terkesan datar dan kesan menarik dari awal chapter menjadi berkurang. Jujur sedikit kecewa bagaimana cara Sakisaka Io-sensei membuat ending-nya, tapi mau bagaimanapun juga aku harus terima, seenggaknya Kou dan Futaba tetap bersama. Berharap banget Io-sensei nanti bakalan bikin extra chapter buat Ao Haru Ride :D hehe. 
Akhir kata, terima kasih sudah berkunjung ke blog ini dan membaca postingan mengenai salah satu manga favorite-ku ini :) Maaf jika ada beberapa kesalahan dalam penjelasan diatas dan maaf juga karena ada beberapa karakter yang tidak ditampilkan. 

Sumber
Wikipedia, Tumblr
Gambar : Sakisaka Io's artwork dan tumblr

Continue reading [Manga and Anime Profile] Ao Haru Ride

Minggu, 01 Maret 2015

,

[Catatanku] Pengalaman (singkat) Kerja Pertamaku

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ehem, sepertinya sudah lama yah ini blog ditinggalkan oleh pemiliknya? wkwk. Maaf sudah membuatmu terbengakalai blog-ku tercintah~ /elus-elus/ Oke kali ini aku mau cerita tentang pengalaman singkat kerja pertamaku. Tulisan ini hanyalah curhatan penulisnya, tolong abaikan atau lewati jika anda merasa tulisan ini tidak penting bagi anda :) Terima kasih. 

Sekitar awal  bulan Februari kemarin tepatnya tanggal 07 Februari 2015 aku mendapatkan panggilan telepon dari nomor yang tidak aku kenal. Begitu aku angkat ternyata itu berasal dari sebuah kantor penerbitan buku anak-anak dimana dulu aku pernah menyerahkan CV-ku saat jobfair Sidoarjo bulan November tahun kemaren. Saking lupanya karena sebenarnya aku sudah nggak berharap banyak lagi dari jobfair itu aku sampai lupa perusahaan mana saja yang aku masukkan CV-nya. Begitu mendapatkan panggilan interview di hari senin tepatnya tanggal 09 Februari 2015 dari *aku sensor nama perusahaan* aku bimbang, karena pada saat itu aku sedang berada di rumah Pamekasan karena ada acara tahlilan 100 hari alm. ayahku. Rencananya selepas acara itu aku ingin stay di Pamekasan sedikit lebih lama lagi. namun niat itu urung aku lakukan mengingat ini adalah kesempatanku dan aku tak boleh menyia-nyiakan sedikitpun kesempatan yang ada. 

Jadilah hari minggunya aku kembali bersama tante ke Surabaya demi memenuhi panggilan interview tersebut /huhuhu :(/ Rasanya berat sekali meninggalkan rumah, padahal masih sebentar banget aku di rumah tapi demi keluarga di rumah aku melakukannya. 

Singkat cerita, tepatnya tanggal 09 Februari 2015 ditemani Devy dan Firman yang mana keduanya adalah adik sepupuku pergi menemaniku pergi ke tempat panggilan interview yang menurut info dari penelpon sih beralamat di *sensor* no. 7 daerah Ngagel. Karena tempatnya cukup jauh dari perak kami bertiga naik mobil tante kesana. Dengan mengandalkan alamat yang diberikan dan juga google maps kamipun pergi sesuai dengan peta yang ditujukan google maps. 

Jujur aja, hampir sejam kami keliling-keliling mencari lokasi perusahaan namun tidak berhasil. Bahkan google maps pun sampai salah memberikan kami informasi. Kami juga sampai bertanya kesana-kemari untuk mencari lokasinya namun belum ketemu juga. Saat itu pikiran jelek sudah muncul dipikiranku, 'sudah nyerah aja wes kalau gak ketemu.' namun berkat informasi dari salah satu penjaga di kompleks perumahan kami akhirnya menemukan lokasinya. Ternyata aku salah menuliskan alamat perusahaannya :p hahaha. 

Kesan pertamaku begitu melihat lokasi perusahaan yang sebentar lagi aku masuki adalah.... kayak bukan perusahaan saja, soalnya kantornya aja kayak rumah biasa. Aku yang awalnya ragu akhirnya masuk juga, sedangkan Devy sama Firman menunggu didalam mobil. Saat masuk aku disambut dengan dua orang costumer service. Aku mengatakan maksud dan tujuanku, dan mereka menyuruhku untuk duduk dan menunggu sementara mereka akan memanggilkan orang yang akan mewawancaraiku, Sembari menunggu, salah satu CS disana menyodorkan buku tamu untukku dan saat aku menuliskan namaku di buku tamu itu sudah kudapati kira-kira sekitar sepuluh nama yang tertulis diatasku dengan tujuan yang sama, 'wouw, mereka datang pagi sekali.' ucapku takjub. Itu berarti aku sendiri yang datang terlambat. hehe. Setelah beberapa menit menunggu, salah satu CS menyuruhku untuk masuk ke sebuah ruangan. Di ruangan tersebut ada dua kursi yang saling berhadapan dan dibatasi oleh meja yang diatasnya ada beberapa buku pelajaran anak-anak. Aku menunggu disana sambil celingukan merhatiin ruangannya.

Tak berapa lama sosok wanita yang akan mewawancaraiku datang, dia tersenyum padaku dan akupun tentu membalas senyumannya.  Beliaupun memulai wawancara dengan melihat CV-ku yang dia pegang. Menanyakan apakah aku sudah pernah bekerja sebelumnya? Dimana aku kuliah? Dimana aku tinggal dan sebagainya. Lalu dia mulai membahas mengenai perusahaan, dan berhubung aku S1 aku ditempatkan di salah satu divisi yaitu bagian pa**knya. Aku mulai mendengarkan dengan seksama penjelasannya sehingga aku tak ingin sedikitpun terlewat. Beliau juga menjelaskan bahwa ada masa percobaan selama dua bulan dengan gaji pokok sebesar Rp 500.000,- sebulan dan transport Rp 15.000,- sehari. Setelah wawancara selesai, beliau memintaku untuk datang lagi besok.

Begitu selesai wawancara aku langsung mendiskusikannya dengan kedua sepupuku, meminta pendapat. Aku mulai ragu untuk melanjutkan begitu mengetahui bahwa gajinya hanya lima ratus ribu rupiah, bukannya aku pemilih tapi rasanya itu terlalu sedikit jika dibandingkan dengan pegawai kasir yang bekerja di mini market. Lalu Firman mengusulkan untuk mendiskusikannya dengan Tante Kut, aku menelponnya dan meminta saran kepada beliau dan mendapati jawaban bahwa aku disuruh coba dulu sebagai pengalaman kerja untuk yang pertama kalinya walaupun aku akui bahwasanya jarak lokasi kantor dari perak lumayan jauh. Akhirnya keputusan sudah aku buat, aku memutuskan untuk datang lagi keesokan harinya untuk mengikuti training. 

Cerita langsung dilompat pada saat aku sudah resmi menjalani masa percobaanku, tepatnya tanggal 12 Februari 2015. Siang harinya setelah jam istirahat usai aku ditempatkan di kelas untuk mengikuti pengarahan dari tutorku. Di dalam ruangan ada dua pegawai wanita, wanita yang berambut panjang dengan pipi agak chubby dan wajahnya mengingatkanku pada tetanggaku itu bernama Mbak I*a, dia adalah atasan dibagian aku bekerja sekaligus tutorku. Lalu satunya lagi ada Mbak I*a yang memiliki tahi lalat di dahinya dan memiliki tubuh yang lumayan besar. Aku berkenalan dengan mereka berdua dengan sopan. Mbak I*a selaku tutorku menjelaskan padaku mengenai beberapa tentang produk yang nantinya akan aku jual. Ouh iya, mungkin aku lupa menjelaskan apa jenis pekerjaan pertamaku.

Disini aku bekerja sebagai 'Telemarketing' yang tugasnya tak ada bedanya dengan sales namun yang membedakannya cara kita menjualnya. Disini Telemarketing menawarkan barang melalui telepon. Jadi tugasku sebagai pegawai yang masih dalam masa percobaan hanya memvalidasi nama-nama perusahaan beserta nomer teleponnya di yellow pages, kemudian aku disuruh untuk menelpon perusahaan-perusahaan yang sudah aku validasi dan disuruh untuk meminta nama dari bagian p*j*k beserta nomer fax perusahaan untuk dikirimkan brosur dari produk perusahaan kami. Namun jika kita sudah bisa langsung disambungkan dengan bagian pajaknya, kita disuruh untuk presentasi produk.

Selama menjalani pekerjaan ini jujur saja mentalku naik turun, sempat down juga karena pernah dibentak sama orang melalui telepon dan itu sudah sukses bikin aku keder -__- Kalau boleh jujur aku ini tipe orang yang nggak terlalu baik dalam komunikasi, maka gak perlu heran kalau waktu presentasi produk di telepon aku suka gelagapan sendiri, padahal aku tau apa yang harus aku jawab. Namun karena otakku sudah nge-blank apa yang harusnya aku jawab pada akhirnya tidak terjawab. Dan dengan sangat mudahnya para calon konsumen langsung menolak apa yang aku tawarkan.

Pekerjaan seperti ini melelahkan, aku bahkan harus menelpon lebih dari tiga puluh nomer telepon setiap harinya. Aku berusaha buat bisa lebih baik lagi, namun apa daya penolakan terus terjadi. Walaupun ada beberapa yang bilang masih dipertimbangkan sih, tapi itu hasilnya pasti fifty fifty :| Seminggu sudah aku menjalani pekerjaan ini dan aku merasa mulai jenuh, niatku yang awalnya membara terhadap pekerjaan ini entah kenapa sedikit demi sedikit mulai redup. Apalagi saat tutorku tidak ada di tempat karena harus mengurus seminar pajak di hotel aku mulai malas-malasan menelpon. Aku kehilangan semangatku. Terkadang aku suka curi-curi waktu untuk tidak menelpon dan sebagainya.

Jujur saja, aku merasa bersalah. Tapi mau bagaimana lagi? Aku harus bertahan. Aku pernah mengutarakan niatku kepada tante untuk sambil mencari-cari pekerjaan lain, namun tante menceramahiku karena aku belum apa-apa sudah menyerah. Aku tidak ada niat untuk menyerah, hanya saja aku sudah melakukannya dengan setengah hati dan tentu saja semuanya terasa tidak nyaman. Aku mulai bingung apa yang harus aku lakukan, apa aku tetap menjalani pekerjaan ini atau aku keluar sambil mencari pekerjaan lainnya.

Disaat itulah aku mulai menyerahkan semuanya pada ALLAH SWT. Selama beberapa hari aku mencoba untuk shalat istikharah, berserah padaNYA memohon petunjuk yang terbaik untukku. Namun selama lebih dari tiga hari aku masih belum bisa mengatasi perasaan bingungku. Aku terus melakukan shalat istikharahku sampai aku menemukan jawabannya. Dan pada akhirnya setelah hampir seminggu aku melakukannya, ALLAH memberikan jawabanNYA untukku melalui teman kerjaku yang namanya mas D*dik. Sungguh saat itu aku mengerti bahwa inilah yang harus aku lakukan. Aku tak ragu lagi, dan begitu aku ceritakan masalah yang sebenarnya terjadi kepada tante entah bagaimana tanteku menyetuji keputusanku. Padahal minggu kemarin beliau orang yang sangat getol ingin aku tetap disana untuk menjalani pekerjaan ini.

Keputusan yang aku ambil sungguh berat, di satu sisi aku sudah merasa tidak nyaman dengan pekerjaan yang aku lakukan sekarang dan di satu sisi lagi aku harus kehilangan teman - teman kerja yang begitu baik kepadaku. Sungguh berat, namun aku gak boleh mundur lagi. Lagipula keputusan ini sudah aku pertimbangkan dengan baik. Sebelum pergi aku juga sempat meminta kontak mereka, setidaknya walau aku sudah tidak bekerja disana lagi silaturrahmiku dengan mereka masih tetap ada dan gak boleh sampai putus. Untuk sebelas hari yang terasa lama aku jalanin namun begitu singkat saat perpisahan itu tiba aku ucapkan terima kasih. Maaf jika selama sebelas hari kerja aku selalu merepotkan, selalu bikin susah kalian karena aku yang suka lemot, maaf untuk semuanya. Terima kasih sudah menjadi bagian dari perjalanan hidupku.

And of course, I'm gonna miss you~~~ 

Telepon yang selama sebelas hari ini jadi sahabatku,
tiap hari aku pencet-pencet kamu sampek capek xD

Yellow pages dan beberapa daftar hasil validasi yang selama sebelas hari ini selalu aku pantengin
sampe pusing karena banyak coretannya

Meja kerja yang penuh dengan kertas-kertas data konsumen
(NB : Ini bukan meja kerjaku btw :p)
Oke, aku kira cukup sekian cerita pengalaman (singkat) kerja pertamaku, semoga kedepannya bekal yang aku dapatkan selama sebelas hari bekerja disana tidak sia-sia dan aku bisa menjadi lebih baik lagi. Amiin. Terima kasih buat blogspot yang sudah ngasih aku izin buat nulis keluh kesahku disini.
Akhir kata, 

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh :) 

(NB : Untuk nama perusahaan, beserta lokasi, dan nama orang-orang yang berada dalam perusahaan tempat pertama kali aku bekerja sengaja aku samarkan untuk menjaga privasi)


Continue reading [Catatanku] Pengalaman (singkat) Kerja Pertamaku