Rabu, 31 Desember 2014

, , ,

[INDO TRANS] Sword Art Online (Material Edition 16,8)

EHEMM...!! Intermezo dulu gakpapa kali yah? Jujur, udah lama banget ini blog gak keurus. Aslinya banyak banget yang pengen diluapin buat ditulis di blog ini, tapi apa daya akunya malah bingung mana duluan yang harus didahulukan dan akhirnya berakhir dengan banyaknya postingan yang tak selesai dan berakhir menjadi draf yang sang penulis sendiri tidak tau kapan akan selesai ditulis dan dipost. Hontouni Gomenasai /deep bow/

Oke, dipenghujung akhir tahun 2014 aku mau posting sebuah project iseng yang entah kenapa mendadak pengen ngerjain karena alasan kepo :p hehe. Yap, ini salah satu side story dari Light Novel karya Reki Kawahara-sensei yang sangat fenomenal ini yaitu "Sword Art Online". Kalau ditanya kenapa garap ini alasannya satu, karena di Baka-Tsuki side story yang ini belum diterjemahin ke bahasa indonesia dan karena alasan INGIN tau ceritanya akhirnya aku mutusin buat nerjemahin,.Walaupun butuh perjuangan juga karena mengingat kemampuan bahasa inggrisku masih pas-pasan dan masih butuh bantuan google-sensei juga buat nerjemahin. Tapi tenang aja, aku jamin terjemahannya gak berbahasa google-sensei kok. Jujur masih banyak kesalahan disana-sini dan masih ada beberapa yang terkesan kaku dan bingung buat dibaca. Tolong maafkan kekuranganku, namanya juga masih belajar dan butuh proses buat bisa lebih baik. Nanti akan diperbaiki lagi supaya bacanya lebih nyaman dan mudah dipahami :) Jika ada kritik dan saran silahkan ditunggu komentarnya :)

Untuk membaca Light Novel bahasa indonesia secara keseluruhannya silahkan baca disini dan untuk terjemahan bahasa inggris dari side story ini bisa dibaca disini
Selamat membaca.


Sword Art Online –Material Edition- 16,8 Bahasa Indonesia


Konsumen pertama yang menggunakan mesin full dive mengirimkan dorongan yang sangat lemah kedalam otak pemakainya, memungkinkan untuk merasakan lima panca indra; penglihatan, pendengaran, perasa, penciuman, sentuhan, di dalam lingkungan VR.

Tetapi kesanku mengenai dunia VR itu sendiri—penjara elektronik—setelah menghabiskan hampir dua tahun didalamnya adalah tingkatan dari panca indra yang sedikit naik turun.

Penglihatan dan pendengaran hampir dikatakan sempurna. Informasi yang disampaikan tiap-tiap objek 3D buatan atau suara sintesis, tidak persis seperti dunia nyata, tapi aku hampir tidak pernah merasakan pemutusan indera dalam penglihatan ataupun pendengaran.

Indera perasa dan penciuman juga bekerja cukup baik. Mereka menyerah dalam menciptakan «sensasi memakan sesuatu»—seperti rasa makanan, aroma, tekstur, dan rasa—dalam kesempatan yang sesungguhnya dari awal, malah menggabungkan data awal melalui  «mesin reproduksi rasa» dan menciptakannya kembali, tetapi setelah digunakan, sesuatu yang manis sejujurnya akan terasa manis. Makanan yang disiapkan oleh ksatria wanita berpedang terpandang yang telah menyelesaikan kemampuan memasaknya, khususnya, memberikan rasa kepuasan yang akan membuatnya lupa bahwa kita berada di dalam VR, sekalipun makanan itu adalah telur goreng yang sederhana. —Nah, meskipun aku tidak bisa mengatakan  bahwa sepenuhnya juga dipengaruhi oleh faktor – factor lainnya.

Dan indera terakhir, sentuhan : sensasi pada kulit seseorang, termasuk kehangatan.
Sayangnya, rasa ketidaknyamanan itu tidak muncul hingga hari ini.

Tidak masalah ketika secara aktif menyentuh sesuatu. Kemudahan dalam menggenggam kulit yang dibungkus pada pegangan pedang kesayanganku, atau sensasi yang lembut dari seorang berambut panjang yang aku cintai. Perasaan seperti itu terasa lebih hidup dibandingkan dengan yang ada di dunia nyata, memuaskan sentuhanku.

Tetapi melalui informasi yang sedikit, berbagai sensasi terus diterima pada kulit seseorang ke seluruh tubuh, tidak disangkal berbeda jauh dari dunia nyata.

Perasaan pakaian yang bergesekan dengan kulit. Berat pakaian luar dan elastisitas utama. Temperature dan fluktuasi udara. Tekanan tapak kaki ketika berdiri atau paha ketika duduk diatas kursi. Kebanyakan  «pengalaman dari gabungan sensasi ke seluruh tubuh» sebenarnya disederhanakan secara rendah di dalam SAO. Alasannya mungkin karena kelebihan informasi. Tentu saja, ada sensasi memakai sesuatu, tetapi permukaan kasarnya berakhir dengan perasaan datar,seperti gambar beresolusi rendah.

Dikatakan, sangat mungkin untuk mendapatkannya. Tidak seperti kesadaran dari tekstur pakaian yang dipakai sepanjang waktu di dunia nyata juga. Tidak masalah jika seseorang tidak terlalu memperhatikannya; tidak terasa aneh atau apapun di kehidupan sehari – hari (walaupun terasa aneh menggunakan istilah itu di Aincrad).

Tetapi ada satu situasi dimana seseorang tidak bisa mengelak dalam mengalami kualitas rendah dari indra perasa.

Ketika seluruh tubuh seseorang, dengan semua peralatannya dilepaskan, direndam dengan cairan hangat.

Atau dengan kata lain, di dalam kamar mandi.


25 Oktober 2024, 10 A.M

Samar – samar aku dapat mendengar nyanyian kecil dari luar pintu yang mengarah ke kamar mandi. “Nn, nn, nn, fufuu, fuu, funn ”. Dan selain itu, suara lembut air.

Situasi seperti ini sedikit mengingatkanku ketika aku tidur di perkemahan Dark Elves dulu, tetapi aku yang sekarang dikuasai oleh sesuatu yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Itu adalah, hak untuk membuka pintu ini.

Aku mengambil nafas dalam – dalam sebelum mengetuk pintu kayu itu.
Nyanyian kecil  berhenti dan setelah itu terjadi keheningan singkat, sebuah suara lembut “Oke” kembali terdengar.

“Pe-Permisiii….”

Dan aku, juga, membalas dengan suara yang lembut ketika membuka pintu. Cahaya matahari pagi bersinar dari jendela dalam membuat efek uap menyelimuti kamar mandi bercahaya putih dan membuat mataku menyipit.

Rumah kayu yang dibangun di atas Aincrad lantai ke-22 tidaklah besar, tetapi kamar mandinya sendiri dibuat cukup luas. Ukuran kasarnya dua meter per empat meter, sedikit kebawah 2,8 kali ukuran 1.618 bak mandi standar, atau sekitar 1,6 per 1,8 meter dengan kata lain, mendekati ukuran pemandian air panas di hotel… tidak, aku akan masuk terlalu dalam.

Menurut rumor yang beredar, guild «Divine Dragon Alliance», memiliki sebuah bak mandi raksasa kelas-sepuluh-meter terbuat dari batu marmer di markas guild mereka di lantai ke-56, tapi kelihatannya sulit untuk bersantai ketika ukurannya sebesar itu. Ukuran ini kemungkinan terbilang mewah dalam sebuah rumah pemain. Tidak disebutkan bagaimana bak mandi itu terbuat dari pohon cemara dan memiliki air panas yang mengalir secara bebas. 

“Hei, apakah kau berencana untuk berdiri disana sepanjang hari?”

Kata – kata itu terdengar dari luar uap tebal dan mengembalikan  pikiranku. Kepanikan kembali menyerang inderaku, aku berbicara dengan gugup.

“Ah, aku akan kesana, aku akan masuk”

Tepat ketika aku berjalan sempoyongan ke arah bak mandi, pertanyaan lain datang dari dalam.

“Seperti itu?”

Terkejut, aku melihat kebawah pada diriku sendiri dan menyadari aku mengenakan baju hitamku yang biasanya. Membalas dengan “Ah, aku akan melepaskannya. Aku akan membuka pakaianku.” Ketika aku menarik keluar window, aku menekan tombol unequip. Uap panas dengan lembut menyentuh kulit avatarku yang tersingkap setelah aku menyimpan berbagai peralatan yang melekat di pakaianku di dalam penyimpanan.

Tentu, ada kemungkinan untuk pulih dari keadaan ini, tetapi jika ada seorang pemuda berumur enam belas tahun yang mampu melewati situasi seperti ini dengan pikiran terbuka, dia bisa menjadi karakter utama dari beberapa permainan RPG. Sebagai seorang pemain solo dari sebuah VRMMO, aku hanya bisa berjalan sempoyongan dengan sembilan puluh persen kehilangan kemampuanku untuk berpikir.

Dipisahkan oleh uap padat, aku berjalan sekitar tiga meter dari bak mandi dan melihat kilauan, getaran air yang menyebar. Dan kstaria wanita dengan rambut coklatnya digelung ke atas, memperlihatkan bahunya yang naik.

Wajah Asuna, ketika dia melihat kearahku dengan mata menengadah, berubah menjadi semakin merah, mungkin karena air panas atau mungkin… pikiran semacam itu muncul di kepalaku saat aku dengan segera selesai menuangkan air pada diriku sendiri. Kemungkinan ini norma dan hanya sopan santun untuk membasuh diri sebelum memasuki pemandian musim panas di dunia nyata, tetapi di Aincrad, seseorang akan tetap bersih kecuali tubuhnya dipenuhi oleh lumpur, cat, atau lendir dari monster. Bergumam “Permisiiii…” sekali lagi dengan suara lembut, aku mmasuk kedalam air panas yang berlimpah berlawanan dengan Asuna. Ukuran bak mandi keseluruhannya sebesar dua meter, jadi tidak terasa sempit sama sekali, meskipun kami berdua berada di dalamnya.

Bahkan dengan situasi seperti ini, yang pertama kali menyadarkanku adalah kenikmatan mandi seperti aku harapkan.

 “Hauuoo…”

Suaraku secara alami keluar dari mulutku. Dalam hal keinginan untuk mandi, kemungkinan aku hanya memiliki sekitar satu per tiga puluh dari yang Asuna miliki, tapi bukan berarti aku tidak menyukai mandi . Kehangatan yang begitu nikmat, tekanan yang menenangkan, dan perasaan saat air panas yang merendam satu persatu dari susunan sel – sel itu…..

“Houfhhhbbbb…”

Mulutku tenggelam kedalam bak mandi dan menghela nafas panjang, sebelum akhirnya aku menyadari «itu».
“Bbbb…. bhb?”

Mengangkat bagian atasku, pertama – tama aku menyekop air dengan kedua tanganku dan membiarkannya jatuh berulang kali sebelum menatap wajah Asuna di sisi lain yang ditutupi oleh uap.

“Huh… apa hanya aku? Airnya teras berbeda dari sebelumnya…”

“Iya, kan?”

Mengangguk dengan perasaan canggung, kepalanya keluar dari permukaan, istri muda dengan kemampuan mandi yang sempurna berbicara.

“Aku berpikir begitu ketika aku masuk, di pagi hari juga, tapi kelihatannya ini terasa lebih alami. Mandi selalu terasa lebih seperti kehangatan membran yang didorong pada seluruh tubuh, terlebih lagi air, walaupun ada sedikit juga… tetapi aku merasa airnya benar – benar membasahiku di dalam bak mandi ini.”

“Ya, memang benar… Ada tekanan air, sensasi yang meluap ini, dan perasaan bahwa semua tetesan airnya mengalir ke seluruh kulit juga…—Aah, apakah mandi selalu terasa senikmat ini…? Mungkin aku harus mandi setiap hari dari sekarang juga…“

Aku tenggelam di dalamnya, meniup gelembung, sekali lagi dan tetesan air datang terbang dari depan. Asuna menjentikkan beberapa air dengan jarinya.

“Hei, Kirito-kun, ini bukan keharusan, tapi kewajiban. …Tidak, pertanyaan sesungguhnya disini adalah kenapa terasa seperti ini.”

“Bhbh? Bb…. bh, itu benar…”

Mengangkat diriku lagi, aku menatap tajam pada getaran air yang berkilauan.

Dan kemudian, aku akhirnya menyadari sebuah fakta yang penting. Air panas yang memenuhi bak mandi tidak sepenuhnya transparan—

“Ah, aaah!? Ada sesuatu seperti garam mandi disini!!”

Aku melambaikan tangan kananku keatas dan kebawah di dalam air dengan suara berteriak, tetapi jernihnya air yang keruh hanya memungkinkanku untuk melihat sekitar tiga sentimeter ke bawah. Aku mengalihkan wajahku kembali kedepan dan di sisi uap, ksatria wanita itu menyeringai dengan cerahnya.

“Ini kesempatan langka, jadi aku mencoba untuk menaruh bubuk mandi herbal yang aku dapatkan beberapa waktu yang lalu. Dengan merendamkannya selama tiga puluh menit,  kau rupanya mendapatkan sebuah buff[1] yang hadiahnya adalah bonus menangkal racun selama tiga jam. Ini adalah barang yang cukup langka.  

“…Mandi untuk sebuah Buff.”

“Mengatakan sesuatu?”

“Tidak, tuan.”

“Kau ada masalah?”

“Tidak, tuan.”

Aku menjawab kepada wakil ketua pemimpin yang terhormat sambiI menatap kedalam air. Dua kaki yang pucat, ramping dan menawan yang harusnya mampu menyita pandanganku itu benar – benar tersembunyi dibalik kompisisi awan tidak dikenal.  

Entah kenapa perasaan sedih muncul di dalam diriku saat aku mulai berbicara.

“Lalu, bukankah itu yang menyebabkan sensasi ini juga? Seperti,mungkin bubuk mandi yang memiliki efek membuat  mandi terasa lebih berasa…”

“Yaa, aku tidak menambahkan apapun kedalam ketika aku mandi tadi pagi. Tapi ini terasa sama seperti tadi.”

“O-Oh benarkah?”

Bagaimanapun juga hal ini dapat memulihkan kembali antusiasku untuk menyelesaikan misteri kamar mandi, aku memercikkan air dengan tangan kananku sambil mulai berpikir.

Walaupun awalnya hal ini mengejutkanku, sekarang aku berkonsentrasi pada sensasinya, aku bisa mengatakan bahwa sebenarnya ini bukan sebuah kamar mandi yang sesungguhnya. Cara air yang berpisah tampak tidak alami  dan suaranya terlalu seragam. Tapi masalah itu berkaitan dengan indera penglihatan dan pendengaran, dan perasaan tidak nyaman menghilangkan sensasi yang ada di kulitku saat berendam di  dalam air panas jika aku bertahan dengan mataku yang tertutup.

“Hmm… —Mungkin akan ada sebuah pembaharuan untuk interaksi yang tidak pasti tanpa kita sadari atau…”

Aku menyuarakan ideku yang pertama dan Asuna menggelengkan kepalanya, mencipratkan air, di sisi lain yang dipenuhi uap.

“Airnya tidak terasa berbeda saat aku mencuci piring tadi.”

“Lalu… mungkin ada suatu sensasi yang sangat menakjubkan di kamar mandi di dalam rumah kayu ini atau…”

“Jika rumah kayu benar – benar memiliki hal semacam itu, aku pikir seharusnya hal seperti itu ditulis di dalam pernyataan di jendela pembelian.”

Ide nomer dua keluar dengan mudah.

“Erm, erm…”

Perlahan aku tenggelam jauh lebih dalam ke dalam air saat aku mencari ide nomer tiga dan secara tak sadar merenggangkan kakiku yang terlipat.

Dan ujung jempol kakiku menyentuh sesuatu yang lembut. Asuna mengejang pada saat yang bersamaan.  Suara yang dihasilkan melintas sepanjang satu meter dan tujuh belas sentimeter, dan airnya bergetar di hidungku.

 “Hmm, hmmm…”

Aku bergumam saat menggerakkan jari kakiku. Sesuatu datang oleh sentuhan dengan kelenturan yang memikat dan dengan itu, sebuah desiran baru terdengar.

“…Ayolah, Kirito-kun, berpikir serius.”

“Aku sedang berpikir, pastinya.”

….Ini pasti telapak kaki Asuna… tidak, jaraknya pasti lebih dekat, huh. Maka betisnya… atau mungkin dibawah lututnya…

“Ah… ti-tidak, tidak…”

Asuna mencoba menarik kakinya kembali dengan bisikan lembutnya, tapi aku meluncur lebih dekat kedalam air dan tetap bertahan untuk tetap bersentuhan. Aku menemukan sesuatu yang sungguh luar biasa halus, lembut, dan panjang, aku lanjut mencoleknya dan menggosoknya secara terus menerus.

“Nn… ya ampun… seperti yang aku katakan, kita hanya, masuk bersama - sama…”

Kstaria wanita itu melawan dengan suara yang tegang dengan wajah yang tiga kali semerah beberapa menit yang lalu. Ekpresinya benar – benar manis saat dia menurunkan kelopak matanya, sedikit menggigit bibir bawahnya dan memohon untuk menghentikan dorongan dari indera sentuhan.

Seorang pemuda berumur enam belas tahun yang mampu menghentikan situasi ini akan sesuai dengan karakter utama dalam sebuah buku fiksi dewasa dengan narasi yang seluruhnya berputar kesekitar karakter utama.

Ketika sadar aku sudah mendekati titik tengah – tengah bak mandi yang panjangnya dua meter. Perhatian penuh akan dibutuhkan dari titik depan ini, bersama dengan kemajuan dari alasan kenekatan.

Mengamati reaksi Asuna, aku mengulurkan tanganku ke dalam air yang keruh dan menangkap kaki kanan mungilnya dimana aku bisa memprediksi letaknya.

“Ah, tidak!”

Sebuah serangan terdorong saat ia secara naluriah mundur. Jari – jari meluncur menyeberangi kaki kecilnya yang keluar dari air, dari pergelangan kaki ke betis, memijat dengan lembut otot halus yang biasanya ditutupi oleh sepatu boot panjang.

“…!”

Tubuh bagian atas Asuna, bersandar membelakangi bak mandi, membungkuk ke belakang dengan cepat. Lekukan – lekukan tubuhnya, lebih putih dari pada air panas, terlihat seakan – akan terpisah dari air yang keruh. Aku kehilangan inderaku disana, mengubah jarak dari tujuh puluh sentimeter ke nol dalam sekejap.


2
“……Ah, Begitu, jadi seperti itu.”

Aku bersuara dan Asuna, sedang minum dari gelas yang dipenuhi dengan air es di sisi yang berlawanan dari meja, sambil melirik.

“…Apa yang kau katakan, apa ini?”

Kata – kata dan ekspresinya yang khawatir, tapi si ksatria wanita tampak sangat menggemaskan dengan sebuah handuk yang melilit di kepalanya dan sebuah handuk putih besar melingkari tubuhnya. Kalau dipikir, ini pertama kalinya aku melihatnya mengenakan pakaian yang seperti ini, bukan? Tentu saja, aku hanya mengenakan sebuah handuk di sekitar pinggangku. Tidak ditutupi oleh tangan tetapi oleh perlengkapan sebuah handuk diatas bagian «lower underwear» dari peralatan yang tertera— jadi kami berdua harusnya berfoto untuk mengingat momen yang seperti ini… atau pikiranku ini, dikacaukan oleh mandi air panas yang panjang yang nyaris berhenti setelah menilai bahwa saran itu akan menghasilkan tumpahan air es pada wajahku.

Meneguk air yang tersisa dalam gelas yang ada dihadapanku, aku mendinginkan pikiranku sebelum aku mengeluarkan suara mengenai apa yang aku pikirkan beberapa detik yang lalu.

“Erm, dengar, mengenai kenapa mandi terlihat lebih seperti mandi.”
“Eh… kau tau kenapa?”

Aku mulai menjelaskannya dengan penuh percaya diri kepada istri mudaku yang berkedip keheranan.

“Sederhana saja. Lihat, sensasi pada kulit kita diperbesar lebih dari biasanya saat ini, bukan?

“Sensasi di kulit kita…?”

Asuna menunjukkan ekspresi ragu – ragu, tapi kira – kira tiga detik kemudian, wajah itu segera berubah menjadi merah dari pipi hingga telinganya. Aku lebih baik tidak perlu menjelaskannya secara detail, jadi aku memasang ekspresi serius dan berhenti dengan anggukan “ya”.

Alasan apa yang terjadi di kamar mandi tadi adalah karena Asuna dan aku saat ini memiliki sebuah pengaturan yang tersembunyi yaitu, «Ethics Code Off», dihidupkan. Dalam keadaan ini, hal ini seperti beberapa pembatas yang dihilangkan, terutama dalam hal indera peraba. Kuantitas dari data sentuhan, menjaganya hingga batas minimum, harusnya mengalami peningkatan walaupun bersifat sementara.

 “…Tentu saja, itu akan menyebabkan banyak beban pada sirkuit dan Nerve Gear, jadi kita harus mematikannya ketika kita pergi. Tapi kau setuju bukan, jika aku mengetahui lebih cepat bahwa mandi akan terasa lebih nyata hanya dengan mematikan kode… mungkin tidak menghabiskan waktu yang lama bagi Argo untuk mengetahuinya, jadi jika dia menjualnya padaku mengenai informasi itu…”  

Dan segera setelah aku mengatakan suatu hal yang tak seharusnya kukatakan, pada akhirnya aku berakhir dengan mendapatkan serangan air dingin.

Asuna pergi ke kamar tidur dalam keadaan marah, jadi aku melanjutkan melatih pikiranku dengan tetesan – tetesan air dingin yang menetes dari rambutku.

Kami mematikan ethics code kemarin lusa dan membiarkannya mati sejak saat itu. Tetapi kami menyadari akan sensasi sentuhan yang berbeda dari biasanya ketika kami memasuki kamar mandi, dengan tidak merasakan seperti inderaku yang sekarang menguat ketika aku duduk disini setengah telanjang dan terlebih lagi setengah basah. Dengan kata lain, efek hanya menunjukkan dirinya ketika semua peralatan dilepaskan. Jadi bahkan jika kita meninggalkannya, tidak akan masalah dengan beban pada mesin dan sirkuit…

“Ayolah, berapa lama kau akan tetap seperti itu?”
Aku mengangkat wajahku pada suara; Asuna yang berdiri dengan kedua tangan di atas pinggangnya, handuk mandinya berubah menjadi sebuah gaun rumah.
“Jangan protes padaku ketika kau masuk angin dan menggigil selepas mandi.”
“Y-ya...”
Masih menjadi misteri mengapa fenomena tersebut bisa terjadi di dunia ini, tetapi aku hanya bisa mengangguk setelah dirawat oleh Asuna dalam sebuah penginapan ketika dulu aku sakit karena tubuhku di dunia nyata sedang terserang flu atau sesuatu seperti itu.
Berdiri hanya mengenakan handuk, aku berpikir untuk pergi ke kamar tidur, tiba – tiba aku berhenti. Aku harus mengatakan pada Asuna kesimpulan yang aku dapat beberapa detik yang lalu bahkan jika itu artinya aku mendapatkan lemparan air lainnya.

“…Um, Asuna-san?”

“Apaa?”

Dengan malu – malu, aku bertanya kepada istri mudaku yang mulai merapikan gelas dan teko.

“Erm… Aku tau semua yang aku katakan mengenai beban tadi… tapi sepertinya, sensasi – sensasi itu kelihatannya hanya untuk memperkuat semua peralatan yang sudah dilepaskan, jadi aku hanya akan mengatakan bahwa sebenarnya tidak perlu atau terburu – buru untuk mematikannya dan semua…”   
Apakah dia akan marah lagi?! Aku menunggunya berbicara, tapi Asuna menunjukkan ekspresi yang tidak terduga, memegang erat pada teko dengan wajahnya yang menunduk.

“…masih belum dimatikan.”

“Eh?”

“Seperti yang aku katakan, aku masih belum mematikannya. Lagipula.. sangat mengganggu jika harus pergi sejauh itu kedalam menu windows setiap waktu…”
Ksatria wanita yang secara perlahan menjelaskan dengan pipinya yang memerah itu terlihat sangat  manis dan menawan.

“Ah… A- Aku pikir begitu …”

—Aku hanya bisa membalas dalam suara kaku.


(Tamat)


Keterangan :
Buff : Istilah yang dipakai pemain untuk meminta support skill dari anggota team yang bisa melakukan support skill seperti mage atau priest.

Location: Surabaya, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

0 comments:

Posting Komentar